Jum'at, 01/03/2019 11:17 WIB
BPS Catat Februari 2019 Deflasi 0,08 Persen
JAKARTA, DAKTA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Februari 2019 terjadi deflasi sebesar 0,08% secara bulanan tetapi meningkat atau inflasi 2,57 persen secara tahunan. Sementara, inflasi secara tahun kalender tercatat sebesar 0,24 persen.
Realisasi deflasi Februari 2019 berbanding terbalik dibandingkan Januari 2019 yang mengalami inflasi sebesar 0,32 persen dan Februari 2018 yang tercatat inflasi 0,17 persen.
"Kalau kita lihat perkembangan tingkat inflasi sejak 2017, Februari 2018 deflasi dibandingkan bulan Desember yang inflasi, 2017 sebelumnya inflasi dan sementara sekarang deflasi," kata Yunita Rusanti, Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Jumat (1/3/2019)
Yunita mengatakan, deflasi ini dipengaruhi oleh penurunan harga kelompok pengeluaran, khususnya bahan makanan mencatatkan deflasi sebesar 1,11 persen dengan andil 0,24 persen.
Kemudian yang memberikan andil deflasi dari kelompok bahan makanan adalah daging ayam ras dengan andil 0,06 persen, cabai merah 0,06 persen, telur ayam ras 0,05 persen, bawang merah 0,04 persen, cabai rawit 0,02 persen dan beberapa komoditas lain ikan segar wortel jeruk dan ada beberapa lainnya yang masing-masing memberikan andil 0,01 persen.
"Sementara beras, mie kering instan, bawang putih memberikan andil inflasi masing-masing hanya 0,01 persen. Selanjutnya, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau memberi andil paling tinggi untuk inflasi, yakni 0,06 persen dengan tingkat inflasi 0,31 persen," katanya.
Untuk perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengekor dengan andil sebesar 0,06 persen dan tingkat inflasi 0,25 persen. Selanjutnya, sandang; kesehatan; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga; dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan andil masing-masing 0,01 persen.
Secara bulanan, BPS juga mencatat inflasi komponen inti sebesar 0,26 persen dengan andil 0,15 persen dan inflasi harga diatur pemerintah sebesar 0,06 persen dengan andil 0,02 persen. Sementara, harga pangan bergejolak mengalami deflasi sebesar 1,3 persen dengan andil 0,25 persen.
Selanjutnya, terdapat 13 kota yang mengalami inflasi. Tual mengalami inflasi tertinggi sebesar 2,98 persen akibat kenaikan harga sayur dan terendah berada di Kendari sebesar 0,03 persen.
Dari segi wilayah, terdapat 69 kota yang tingkat harganya mengalami deflasi, di mana Merauke menjadi yang tertinggi sebesar -2,11persen akibat penurunan harga sayuran. Sementara, deflasi terendah terjadi di Serang sebesar 0,02 persen.
**
Reporter | : | |
Editor | : |
- Pangan Sehat dan Terjangkau, Memang Bisa?
- Serangan Iran ke Israel Bisa Akibatkan Inflasi di Indonesia
- Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri
- Lebih Hemat, Water Kingdom Mekarsari Tawarkan Tiket Presale bagi Pengunjung
- 15 Tahun Berkiprah di Bidang Jasa Konstruksi, ASLI IPO di Awal 2024
- Gas Terus, Penerimaan PAD Kota Bekasi Tembus 87 Persen
- Hapimart Buka Cabang Baru di Grand Mal Bekasi
- Lippo Cikarang Cosmopolis Tawarkan Diskon Besar, Rumah Tapak Hanya Rp289 Juta
- Pentingnya Strategi Pelonggaran Ekspor Nikel Mentah Secara Bertahap
- Pentingnya Wujudkan Sistem Pertanian Pangan Berkelanjutan di Indonesia
- Summarecon Expo 2023 Hadirkan Produk Properti Unggulan
- Viola Residence Jadi Senjata Andalan Summarecon Crown Gading
- Launching Crystal Boulevard Signature Commercial Summarecon Bekasi Berjalan Sukses
- Crystal Boulevard Signature Commercial, Kawasan Terdepan di Summarecon Bekasi
- Komitmen Gelar Program SIAP SEHAT, KB Bukopin Bekasi Peduli Kesehatan Nasabah Pensiunan
0 Comments