Salah satu kesalahan umat Islam Indonesia yang sangat fatal adalah menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin, atau memberikan kepercayaan kepada mereka untuk mengurus pekerjaan yang memungkinkan mereka mengetahui rahasia dan kelemahan umat umat Islam.
Padahal Allah telah memperingatkan agar umat Islam tak mengangkat pemimpin dan memberikan kepercayaan kepada orang kafir sebagaimana difirmankan Allah pada ayat berikut ini:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil meenjadi teman kepercayaanmu orang-orang dari luar kalanganmu karena mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi” ( QS.Ali Imran, 3:118).
Menurut Imam Baghawi, “Janganlah engkau meenjadikan orang-orang non muslim sdebagai wali (pemimpin), orang kepercayaan, atau orang-orang pilihan, karena mereka tidak segan-segan melakukan apa-apa yang membahayakanmu.”
Sedang Ibnu Taimiyah mengungkapkan bahwa para peneliti telah mengetahui orang-orang ahli dzimmah dari Yahudi dan Nashrani mengirim berita kepada saudara-saudaranya tentang rahasi-rahasi orang Islam.
Oleh karena itu orang kafir baik itu Yahudi maupun Nashrani dilarang memegang jabatan yang membawahi orang-orang Islam dalam bidang pekerjaan, bahkan mempekerjakan orang Islam yang kemampuannya masih dibawah orang kafir itu lebih baik dan bermanfaat bagi umat Islam dan dunia mereka.
Menurut Ibnu Taimiyah, “tidak diperbolehkan mengangkat orang kafir untuk kedudukan yang membawahi orang-orang Islam, atau yang memungkinkan dia mengetahui rahasia-rahasia umat Islam;” misalnya para menteri, penasehat presiden, dirjen, direktur, kepala dinas, kepala bagian, camat dan lurah.
Pekerjaan yang diperbolehkan untuk dikerjakan orang-orang kafir adalah pekerjaan yang tidak menimbulkan suatu bahaya dalam politik negara Islam, misalnya menjadi guide (petunjuk jalan), pemborong konstruksi bangunan dengan catatan tak mempekerjakan orang Islam, perbaikan jalan, dan pekerjaan sejenisnya.
Jika umat Islam di Indonesia sering dilecehkan, dihina, dianggap enteng oleh orang-orang kafir, karena kita telah salah memilih pemimpin. Umat Islam telah melanggar larangan Allah untuk tidak memilih pemimpin ddi luar kalangan umat Islam.
Kenyataannya dari Pemilu ke Pemilu umat Islam selalu memilih pemimpin di luar kalangan umat Islam. Lihat, siapa saja yang duduk di DPR dari luar kalangan Islam. Mereka sangat vokal untuk melahirkan undang-undang yang dapat menyusahkan umat Islam seperti RUU Gender, sekarang muncul RUU Pelindungan Umat Beragama. Belum lagi statemen mereka kerap menyakiti hati umat Islam. Bahkan seorang anggota DPR yang Kristen dengan enak menghina dan merendahkan manta Pimpinan Pusat Muhammadiyah, buya Safi’i Ma’arif.
Ini adalah secuil dari pelecehan dan penghinan yang dilakukan oleh orang kafir terhadap umat Islam. Lihat bagaimana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tajahaja Purnama, yang sering mempermalukan ulama, merendahkan mereka, memecah belah umat Islam dengan politik belah bambu, sebagian diinjak dan sebagian diangkat. Muncullah Islam kaffah yang mendukung gubernur Basuki Tjahaja Purna (Ahok) yang telah jelas kekafirannya. “Ini salah siapa? Salah umat islam yang memilih.***
Editor :Imran Nasution
Editor | : |
- Budaya Silaturahmi dan Halal Bihalal
- Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Menurut Perspektif Pemikir Ekonomi Islam
- Jauh Dari Pemerintahan Bersih Dalam Sistem Demokrasi
- Persikasi Bekasi, Dulu Penghasil Talenta Sekarang Sulit Naik Kasta
- Quo Vadis UU Ciptaker
- Kaum Pendatang Mudik, Cikarang Sunyi Sepi
- Menanti Penjabat Bupati Yang Mampu Beresin Bekasi
- Empat Pilar Kebangsaan dan Tolak Tiga Periode
- DUDUNG ITU PRAJURIT ATAU POLITISI?
- Ridwan Kamil Berpeluang Besar Maju di Pilpres 2024, Wakil dari Jawa Barat
- QUO VADIS KOMPETENSI, PRODUKTIVITAS & DAYA SAING SDM INDONESIA
- Tahlilan Atas Kematian Massal Nurani Wakil Rakyat
- Nasehat Kematian Di Masa Pandemi Covid-19
- FPI, Negara dan Criminal Society
- Pembantaian di Sigi Poso Sulteng, Ini Hipotesanya
0 Comments