Kajian Keislaman /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 05/04/2016 16:00 WIB

TK Amanah Ummah dan Mimpi Suratmi yang Terenggut (3)

Jenazah Siyono Imam Masjid Korban Densus 88
Jenazah Siyono Imam Masjid Korban Densus 88
KLATEN_DAKTACOM: Dari hanya enam orang, dua belas orang, empat puluh orang hingga kini enam puluhan bocah mengenyam pendidikan di sini. 
 
Ruangan demi ruangan pun dibangun. Kursi-kursi terisi penuh rapi. Anak-anak yang riang dengan merdunya melafalkan abjad.
 
Mimpi yang selama ini dibangun terwujud. Sepuluh tahun lebih merintis lembaga pendidikan anak. Sambil mengajar, Siyono membantu kedua orang tuanya bertani, memotong jerami, merawat sang mertua dengan telaten. Dua orang guru TK ini memupuk mimpi-mimpinya.
 
Petir di Siang Bolong
 
Namun, kabar kelam menyambar bak petir di siang bolong. Sang suami yang diciduk  Densus 88 tiba-tiba, tiga hari kemudian muncul berita bahwa nyawanya telah tiada. 
 
Ia pergi dalam kondisi sehat, namun pulang tanpa nama! Belum puas di situ, canda tawa yang menyelimuti sehari-hari Amanah Ummah itu berubah menjadi tangis histeris, menyisakan trauma seisinya.
 
Ruangan ini masih menjadi saksi akan Siyono dan Suratmi memupuk impian mereka, mengajarkan para anak, mengeja kata, melafalkan kalam suciMu ya Rabb. 
 
Dan kini ruangan ini tak lagi digunakan sebagai tempat Kegiatan Belajar Mengajar. Densus 88 boleh saja berhasil membuat para anak ketakutan sehingga tak berani datang ke sekolah. 
 
Densus 88 boleh saja mengikis cita-cita Sulastri akan TK impiannya. Densus 88 boleh saja menghilangkan keceriaan anak-anak di TK ini. Densus 88 bahkan boleh saja membuat pelajaran terhenti sejenak hingga kini.
 
Tapi, impian Suratmi dan para anak Amanah Ummah tak kan pernah padam. Semangat belajar tak pernah padam. Suratmi pun akan berjuang melanjutkan impian mereka bedua dengan menuntut keadilan akan kematian suaminya.
 
Para bocah pun kini mulai kembali beraktifitas. Satu per satu bocah Pogung yang trauma kini mulai belajar kembali namun tak di ruang yang kini membisu. 
 
Di tempat lain, mereka mulai menata masa kecil mereka, kembali bersua dengan kawan sebaya, memulai kembali tawa yang sudah direnggut. Semoga.
 
Reporter: Tomy Abdullah
Editor: Rizki Lesus
Editor :
Sumber : Rilis JITU
- Dilihat 2784 Kali
Berita Terkait

0 Comments