Kajian Keislaman /
Follow daktacom Like Like
Senin, 30/11/-0001 00:00 WIB

Densus Grebek Pesantren, Anak-Anak Menangis Ketakutan

Anak anak di  pesanteran Tahfidz Al Quran
Anak anak di pesanteran Tahfidz Al Quran

JAKARTA_DAKTACOM:  Aksi Detasemen Khusus 88 (Densus 88) mendobrak pintu Pesantren Tahfizhul Qur’an Al-Mukmin di Jl. Mega Mendung, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang, dan menodongkan senjata kepada anak-anak santri yang sedang menghafal menuai kecaman keras dari ulama Indonesia. Bahkan, Densus 88 sudah saatnya harus dibubarkan.

“Tindakan Densus 88 sudah di luar batas prikemanusiaan. Apalagi sampai menodongkan senjata kepada anak-anak usia muda seperti itu,” papar Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain, seperti dinukil dari republika.co.id, Senin (30/03).

Alasan penyerbuan karena pesantren tersebut milik Helmi Alamudi, salah satu terduga anggota ISIS, menurutnya,  tak bisa dijadikan pembenaran bertindak arogan.

Menurut Tengku, ada cara-cara yang lebih elegan dan sesuai prosedur penyidikan ketimbang melakukan aksi sensasional.

“Oknum-oknum di tubuh Densus 88 sudah lama disinyalir sangat anti pada Islam dan umat Islam. Sudah waktunya Densus 88 dibubarkan,” tegasnya.

Pada Februari 2013 silam, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang saat itu dijabat Din Syamsuddin, mengusulkan agar dilakukan peninjauan kembali terhadap reposisi dan reformasi lembaga Densus.

Din mengatakan, yang paling menjadi fokus MUI yakni adanya pemberantasan terorisme yang dikaitkan dengan agama. Menurutnya, ada stigmatisasi terhadap Islam.

“Ketika terjadi stigmatisasi Islam, bangunan dakwah yang kami bangun roboh. Ini kerugian besar bagi umat Islam yang tak bisa kami bayar,” tuturnya.

Sebagaimana diberitakan media nasional, Densus 88 mendobrak pesantren Yayasan Rumah Tarbiyah dan Tahfidz Al-Qur’an Al Mukmin, Kota Malang, yang saat itu tengah menjalankan aktivitas belajar mengajar. Penggerebekan itu dilakukan karena pemiliknya, Helmi Alamudi, ditangkap terkait ISIS.

Para siswa yang berusia di bawah 10 tahun menangis histeris akibat aksi arogan anggota Densus itu. Bahkan, menurut penuturan Umu Bariroh, salah satu staf pengajar, Densus menodongkan senjata kepada anak-anak supaya diam.

“Saya bilang ke polisi, bisa sopan apa tidak. Tetapi, mereka langsung menerobos masuk ke Yayasan. Polisi yang masuk bawa senjata api. Anak-anak yang mengetahui itu langsung teriak histeris dan yang lainnya menangis. Mendengar teriakan, polisi malah menodongkan senjata ke anak-anak,” kata Umu saat ditemui di pesantren Al-Mukmin, seperti dilansir dari dakwatuna.com.***

Editor :
Sumber : Kiblat.net
- Dilihat 3718 Kali
Berita Terkait

0 Comments