Internasional /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 12/07/2023 15:00 WIB

Rusia Mengingatkan Turki Agar tak Berilusi Jadi Anggota Uni Eropa

Wacana Turki Bergabung Dengan NATO
Wacana Turki Bergabung Dengan NATO

DAKTA.COM - MOSKOW – Turki sebaiknya tak mempunyai ilusi bahwa suatu hari nanti menjadi anggota Uni Eropa (UE). Kremlin mengingatkan hal tersebut pada Selasa (11/7/2023) setelah Turki menginginkan pintu Uni Eropa dibuka setelah disetujuinya keanggotaan Swedia oleh Turki.

 

Pada Senin (10/7/2023), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, UE semestinya membuka kembali pembicaraan soal keanggotaan Turki sebagai balasan disetujuinya Swedia menjadi anggota NATO oleh Turki. Namun, Eropa menolak barter semacam itu. 

 

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan, Turki tak salah berorientasi ke negara-negara Barat. Apalagi, Rusia mengetahui dalam sejarah Republik Turki ada masa saat mereka sangat intens berorientasi ke Barat, tetapi ada juga masa surutnya. 

 

‘’Namun kami juga tahu, tak seorang pun ingin melihat Turki di Eropa, yang saya maksud adalah orang-orang Eropa,’’ kata Peskov kepada para reporter yang mengikuti briefing harian, Selasa (11/7/2023). Ia juga menampik pandangan Turki menjauh dari Rusia, mendekat ke Barat.

 

Peskov lalu menyinggung penolakan panjang UE terhadap Turki. Pertama kali Turki mengajukan permohonan menjadi anggota blok negara-negara Eropa itu dilakukan pada 1987. Keinginan Turki menjadi anggota UE mengendap selama bertahun-tahun. 
 

Pembicaraan mengenai keanggotaan Turki dilakukan pada 2005, periode pertama Erdogan menjabat sebagai perdana menteri. Hubungan Turki dengan negara anggota UE memburuk dalam beberapa tahun terakhir. 

 

Khususnya pada 2016, saat upaya kudeta terhadap pemerintahan Erdogan gagal. Namun kemudian membaik. Sebab UE bergantung pada bantuan Turki khususnya imigran. Apalagi setelah perang saudara di Suriah, banyak warga yang meninggalkan negaranya itu.

 

‘’Saya menyeru dari sini kepada negara-negara yang membuat Turki menunggu di depan UE selama lebih dari 50 tahun,’’ kata Erdogan menjelang keberangkatannya ke Vilnius, Lithuania, untuk menghadiri pertemuan pemimpin negara NATO. 

 

Ia lalu menyampaikan persyaratan, ’’Pertama, datang dan buka pintu untuk Turki masuk ke UE. Lalu, kami akan membuka pintu untuk Swedia, seperti yang telah kami lakukan ke Finlandia,’’ kata Erdogan. Ia bertekad menyampaikan hal ini saat pertemuan NATO.

 

Rusia memahami, Turki telah memenuhi kewajiban sebagai anggota NATO terhadap Swedia.

 

Turki telah memberikan akses kepada Swedia untuk menjadi anggota NATO setelah selama setahun mengebloknya. Rusia melihat ekspansi NATO sebagai ancaman. Kremlin menghendaki hubungan yang kuat dan saling menguntungkan dengan Ankara.

 

Meski terkadang terdapat perbedaan sikap, termasuk soal NATO. Apalagi Turki salah satu anggota NATO. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memelihara hubungan baik dengan Moskow maupun Kiev selama 16 bulan perang Ukraina. 

 

Ia menolak bergabung dengan negara Barat menjatuhkan sanksi kepada Rusia terkait invasi ke Ukraina. Presiden Vladimir Putin juga akan berkunjung ke Turki pada Agustus mendatang. Selama ini, Turki juga dianggap memberikan bantuan berharga ke Rusia. 

 

Tahun lalu, Turki membantu memediasi pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina. Kremlin menyatakan, Putin sangat menghargai upaya Erdogan dalam mediasi tersebut. Kremlin berniat membangun hub baru di Turki untuk mengekspor gas Rusia. 

 

Moskow mengubah rute pengapalan gas dalam merespons sanksi Eropa. Sejak menginvasi Ukraina, negara-negara Barat mengurangi tajam ketergantungan pada gas Rusia.

 

 

Sumber : REPUBLIKA
- Dilihat 1091 Kali
Berita Terkait

0 Comments