Waspada, Cuaca Panas Ekstrem Bisa Sebabkan Risiko Kesehatan yang Cukup Mengkhawatirkan
DAKTA.COM - JAKARTA -- Cuaca panas bisa memicu terjadinya kondisi seperti heat exhaustion dan heatstroke. Kedua kondisi ini bisa memunculkan gejala yang sangat mengganggu dan bahkan mengancam jiwa.
Heat exhaustion atau kelelahan yang muncul akibat paparan suhu tinggi bisa memunculkan gejala seperti merasa akan pingsan, sakit kepala, gemetar, dan haus. Heat exhaustion bisa mengenai siapa saja dan umumnya bukan kondisi yang serius. Orang yang mengalami heat exhaustion disarankan
Heatstroke merupakan kondisi yang lebih serius. Heatstroke terjadi ketika suhu inti tubuh meningkat hingga mencapai di atas 40,6 derajat Celsius atau 105 derajat Fahrenheit. Heatstroke tergolong sebagai kedaruratan medis yang bisa memicu kerusakan organ jangka panjang dan kematian. Beberapa gejala Heatstroke adalah napas cepat, kebingungan, kejang, dan mual.
Studi dari The Lancet memprediksi bahwa ada kurang dari setengah juta kasus kematian per tahun di dunia akibat cuaca panas. Data ini belum mencakup data dari banyak negara berpendapatan rendah. Meski begitu, angka prediksi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan angka kasus kematian akibat cuaca dingin.
Siapa yang Berisiko?
Sebagian kelompok cenderung lebih berisiko untuk mengalami heat exhaustion dan heatstroke. Kelompok yang lebih berisiko ini antara lain bayi kecil, lansia, orang yang aktif bergerak, dan dan orang yang sering terpapar sinar matahari seperti tunawisma.
Orang yang mengidap penyakit tertentu, seperti penyakit pernapasan, diabetes, atau penyakit kardiovaskular juga lebih berisiko mengalami heat exhaustion atau heatstroke. Sebaliknya, cuaca panas juga bisa memperburuk penyakit-penyakit tersebut.
"Ketika Anda melihat cuaca yang panas seperti hari ini, ada kemungkinan muncul lonjakan kematian di semua kelompok penyakit ini," ungkap ahli epidemiologi lingkungan dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, Shakoor Hajat, seperti dilansir Fox News, Kamis (28/7/2022).
Risiko Lain dari Cuaca Panas
Ketika gelombang panas terjadi, polusi udara cenderung mengalami peningkatan yang dapat membawa dampak merugikan bagi kesehatan. Jarang disadari pula, cuaca panas bisa memicu terjadinya kelahiran bayi prematur dan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah.
Tak hanya itu, dosen lingkungan dari University of Oxford, Lawrence Wainwright, mengungkapkan bahwa cuaca panas tampak berkaitan dengan kesehatan mental. Menurut Wainwright, angka bunuh diri dan masalah kesehatan mental sering meningkat selama gelombang panas.
Yang Bisa Dilakukan
Di tengah cuaca yang sangat panas, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari berbagai risiko masalah kesehatan. Salah satunya adalah mencari tempat berteduh yang sejuk, menghindari pengerahan tenaga atau aktivitas berlebih, dan banyak minum. Jangan lupa untuk mengecek kondisi keluarga yang berisiko secara berkala.
Waspadai pula gejala-gejala heatstroke Bila mendapati adanya gejala-gejala tersebut, segera cari pertolongan medis ke rumah sakit.
Sumber | : | REPUBLIKA |
- Aksi Tanam Sejuta Pohon Penyuluh Agama Kemenag Kabupaten Bekasi
- Petualangan Menegangkan: Menaklukkan Track Terjal Menuju Curug
- Inovasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi; Pemanfaatan Ulang Sampah (Puasa) dengan Pembangunan Sorting Centre Dan Eco System Advance Recycling (So CESAR)
- Produsen Kemasan Daur Ulang FajarPaper Ikut Serta Dalam Festival Peduli Sampah Nasional 2023
- HUT BSIP, Plt. Wali Kota Bekasi Gelorakan Semangat Menjaga Lingkungan Sehat
- Program Ketahanan Pangan Mengorbankan Lingkungan dan Petani
- Ridwan Kamil Akan Bangun Jalur Khusus Truk Tambang Akhir Tahun Ini
- Kendalikan Pencemaran Udara, DKI Gandeng Tangsel dan Bekasi untuk Uji Emisi
- Mikroplastik di Muara Sungai Menuju Teluk Jakarta Alami Peningkatan Semasa Pandemi
- PP Pelindungan ABK Diterbitkan, ABK Penggugat Presiden: “Perjuangan Belum Berakhir!”
- Greenpeace Kritik Pemerintah Bungkam soal Kualitas Udara DKI Terburuk
- Keindahan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
- Warga Keluhkan Ada Polusi Udara, Kepala KSOP Marunda: Udara Tercemar Bukan dari Pelabuhan
- Walhi Menyebut Pengolahan Sampah DKI Buruk
- Indonesia Negara Terindah di Dunia, Kalahkan Selandia Baru
0 Comments