Internasional / Eropa /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 15/03/2022 10:00 WIB

Pengungsi Ukraina Diperingatkan Bahaya Perdagangan Manusia

PENGUNGSI UKRAINA 1
PENGUNGSI UKRAINA 1

 

DAKTA.COM - Pemerintah kota Berlin memperingatkan pengungsi Ukraina untuk tidak menerima tawaran yang atau akomodasi di stasiun kereta api. Peringatan disampaikan karena khawatir itu jadi jebakan perdagangan manusia atau prostitusi paksa.

"Harap dicatat mungkin ada penjahat yang bergerak di stasiun pusat Berlin bertujuan mengambil untung dari situasi pengungsi perang," tulis pemerintah Berlin di laman resminya, seperti dilansir Reuters, Senin (14/3).

Peringatan dalam bahasa Rusia, Ukraina, dan Jerman terpampang di stasiun kereta untuk memperingatkan para perempuan dan anak-anak muda yang bepergian sendiri supaya tidak menerima tawaran bantuan yang mencurigakan.

Kepolisian Berlin menyatakan hingga kini belum ada bukti laporan penipuan terhadap pengungsi Ukraina, baik mengenai pemaksaan atau prostitusi.

Namun, peringatan itu diberikan ketika para pengungsi gelombang pertama mulai berdatangan dari Ukraina pada awal Maret 2022. Kemudian, banyak orang Jerman berbondong-bondong ke stasiun kereta menawarkan bantuan kepada mereka.

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri Jerman, sekitar 300 ribu rumah pribadi ditawarkan kepada pengungsi Ukraina hingga Kamis (10/3).

Kendati demikian, pihak berwenang sekarang menasihati warganya yang menawarkan ruang kosong atau rumah bagi pengungsi Ukraina untuk mendaftarkan bantuan itu kepada mereka, daripada mendekati pengungsi secara langsung.

Di sisi lain, kepolisian juga meminta para sukarelawan melaporkan setiap pihak mencurigakan yang menawarkan uang untuk pengungsi wanita dan anak-anak. Polisi Berlin juga telah menambah personel di stasiun, termasuk yang menyamar.
Pilihan Redaksi

Organisasi kemanusiaan internasional seperti World Vision turut memperingatkan perang di Ukraina berisiko meningkatkan kemungkinan perdagangan manusia.

"Jumlah perempuan yang berisiko menjadi pedagang yang memanfaatkan kerentanan mereka tumbuh secara eksponensial," kata Pemimpin Regional World Vision Timur Tengah dan Eropa Timur Eleanor Monbiot.

"Ini dapat dilakukan melalui pengaturan perjalanan dan/atau pekerjaan yang curang," tuturnya.

Berdasarkan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), lebih dari 2,8 juta orang telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga hingga Senin (14/3).

"Orang-orang terus melarikan diri dari perang di Ukraina setiap menit. Mereka membutuhkan dukungan berkelanjutan," cuit IOM Senin, (14/3).

Menurut UNICEF, perang di Ukraina memiliki "dampak yang menghancurkan" pada lebih dari 7,5 juta anak.


 

 

Sumber : CNN INDONESIA
- Dilihat 1890 Kali
Berita Terkait

0 Comments