Nasional / Lingkungan Hidup /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 04/10/2019 16:27 WIB

Tertekan Akibat Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan
Kebakaran hutan
CIBINONG, DAKTA.COM - Kebakaran hutan yang terjadi di pulau Sumatra dan Kalimantan beberapa waktu berdampak serius pada peran ekosistem, keanekaragaman hayati, serta jasa lingkungannya. Tercatat ada 9.956 jumlah total jenis tumbuhan di Kalimantan dan 8.931 jenis di Sumatra, dengan jumlah tumbuhan endemik sebanyak 3.936 di Kalimantan dan 1.891 di Sumatra. 
 
Nilai total jenis tumbuhan di kedua pulau tersebut berkisar 43 sampai  53 persen dari total jenis tumbuhan yang tercatat di Indonesia. Sedangkan jumlah total fauna yang tercatat di Kalimantan sebesar 7.683 spesies dan di Sumatra sebanyak 4.546 spesies.
 
Tipe ekosistem wilayah Sumatra dan Kalimantan merentang dari ekosistem laut, air tawar, pantai, dan daratan. Daratan Kalimantan dan Sumatera sendiri terdiri dari berbagai jenis hutan seperti hutan gambut, kerangas, karst, endapan, rawa, dan lainnya yang masing-masing mempunyai ciri khas.
 
Hutan yang umum dijumpai di Sumatera dan Kalimantan adalah hutan dataran rendah Dipterokarpa yang tumbuhan penyusunannya adalah jenis tumbuhan dari famili Dipterocarpacea seperti keruing (Dipterocarpus spp.), meranti (Shorea spp.), dan kamper (Dryobalanops spp.). Tipe hutan ini ditemukan hingga Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
 
Saat ini tercatat sedikitnya 371 jenis Dipterocarpacea dengan konsentrasi persebaran tertinggi ada di Kalimantan. Sebanyak 50 persen  atau 199 jenis Dipterocarpacea ditemukan di Kalimantan dan 103 jenis tersebar Sumatera. Marga tumbuhannya meliputi Anisoptera, Balanocarpus, Cotylelobium, Dipterocarpus, Dryobalanops, Hopea, Parashorea, Shorea, Upuna, dan Vatica.
 
Dampak Kebakaran Hutan
 
Terjadinya kebakaran hutan tentu berpengaruh besar pada kelestarian dan kekayaan keanekaragaman hayati di  Sumatra dan Kalimantan. Tercatat 90 persen jumlah pohon per hektar atau mencapai 240 pohon mati akibat kebakaran hutan di Kalimantan pada tahun 1998, tetapi jumlah tersebut tentu saja bergantung kepada tingkat kebakarannya.
 
Mengacu pada kejadian kebakaran hutan di tahun 1998 dan 2015, kebakaran hutan yang terjadi di tahun ini berpotensi menyebabkan 95 persen jenis tumbuhan terbakar dan mengalami kekeringan. Lokasi yang terbakar menyebabkan terbukanya kondisi lahan sehingga menyebabkan lahan langsung terpapar matahari dan menurunkan fungsinya sebagai penyedia unsur hara bagi tumbuhan di atasnya untuk regenerasi hutan. Tingkat kebakaran yang besar juga berdampak hilangnya sumber sumber biji yang diharapkan akan tumbuh kembali di musim hujan dan menjadi sumber pengkayaan keanekaragaman hayati  di wilayah tersebut.
 
Setelah dua sampai tiga tahun, jenis paku-pakuan serta tumbuhan pionir lainnnya mulai muncul di beberapa titik lokasi kebakaran hutan. Tumbuhan tersebut seperti tumih (Combretocarpus rotundatus), gerunggang (Cratoxylum arborescens (Vahl.), dan lainnya. Jenis tersebut merupakan jenis yang asli rawa gambut tergenang sampai cenderung kering dan berpasir kuarsa. Tunggul pohon yang terbakar belum memperlihatkan terubusnya, yang kemungkinan disebabkan tingginya tingkat kebakaran hutan. **
Editor :
Sumber : Lipi.go.id
- Dilihat 1948 Kali
Berita Terkait

0 Comments