Opini /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 04/07/2019 17:29 WIB

Apa Kata Netizen: Solusi Tiket Pesawat Murah Belum Ditemukan

BEKASI, DAKTA.COM - Netizen, tingginya harga tiket pesawat telah berdampak pada perekonomian daerah, khususnya daerah tujuan wisata seperti Bali, Yogyakarta, Bangka Belitung, hingga Lombok dan polemic masih belum selesai hingga saat ini.  Angka kunjungan wisatawan domestik pun anjlok sejak awal tahun 2019, nah karena masih mahalnya tiket pesawat tujuan domestik ini, terlebih pada setelah hari raya lebaran kemarin, hal ini terus menjadi sorotan publik.

Informasi terbaru, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan pemerintah meminta maskapai untuk memangkas harga tiket pesawat LCC menjadi 50 persen dari Tarif Batas Atas (TBA).

Hal itu diputuskan dalam rapat koordinasi lanjutan evaluasi kebijakan penurunan harga tiket angkutan udara yang dihadiri oleh manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (Persero), Lion Air Group, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), dan PT Pertamina (Persero).

Berdasarkan rencana, menurut Susiwijono, penurunan harga tiket pesawat LCC akan diberikan untuk jam keberangkatan pukul 10.00-14.00 (waktu setempat). Namun, itu hanya berlaku pada Selasa, Kamis, dan Sabtu.

 

Namun, pemerintah menunda pengumuman terkait teknis diskon tiket pesawat maskapai penerbangan murah atau LCC yang rencananya akan diumumkan hari ini (4/7). Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan, penundaan tersebut disebabkan masih perlunya pembahasan hitungan teknis. "Pembahasan teknis sudah dilakukan pada rapat teknis hari Selasa dan Rabu kemarin," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (4/7/2019).

Jauh sebelum kebijakan tersebut, Presiden Joko Widodo memberikan usulan agar maskapai asing, masuk ke dalam negeri agar terjadi persaingan usaha. Netizen, kita ketahui saat ini penerbangan domestik memang dikuasai oleh dua grup penerbangan saja, yakni Lion Air Group yang terdiri dari Lion Air, Batik Air dan Wings Air, dan Garuda Indonesia Group terdiri dari Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air, dan Nam Air. Terbatasnya pemain di industri berdampak pada penentuan harga tiket pesawat yang kurang kompetitif.

Usulan presiden Jokowi ini pun menuai tanggapan dari netizen diantaranya netizen yang bergabung via fan page @siaran radio dakta, seperti dari pemilik akun @Dellah Ayhu yang mengatakan, “Sungguh ide yang sangat brilian, tak pernah terfikirkan oleh orang biasa kebanyakan.  Lain kali kalau pemilu kita tidak punya calon yang kompetitif boleh kah kita mendatangkan calon dari luar negeri, dari cina misalnya”

opini lain datang dari akun @ Puji Hartono yang mengatakan, “maskapai asing datang pasti dengan membawa adat yang berbeda dengan kita. Akan ada akulturasi budaya dan menjamurnya tenaga kerja asing yang datang tanpa disaring terlebih dulu, skilled atau unskilled”.

Tidak hanya melalui facebook @siaran radio dakta saja, komentar netizen terkait hal ini juga ramai di instagram @radio dakta, seperti tanggapan yang datang dari pemilik akun @malik_akbarfrm  yang mengatakan, “Habis dah negara kita dikuasai asing”

Komentar lain dari akun @widiyanti.yuyun “wow Syeremmm ih usulan ini, china lagi.. china lagi”

Nah dengan adanya kompetisi ini, harapannya akan lebih baik, efisien dan kompetitif. Tapi niy netizen,  kekhawatiran pasti ada ya, apabila nanti maskapai lokal tersingkir, namun Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani meyakinkan, pada dasarnya ide tersebut bagus untuk kompetisi.  Sebab, kompetisi adalah suatu yang sehat, bukan hal yang harus ditakuti. khususnya  maskapai Indonesia yang pastinya memiliki daya saing yang mumpuni.

Netizen, Bagaimana ya Nasib Maskapai Penerbangan Lokal? Jika usulan mengundang maskapai asing ke dalam negeri dilaksanakan? Apakah maskapai domestik tersingkir atau sebaliknya mampu bersaing sehat dengan maskapai asing?

 

Selain itu, bagaimana menurut netizen dengan kebijakan Pemerintah RI terkait harga tiket pesawat murah yang berjadwal?

Kapan ya netizen, harga pesawat domestik terjangkau seperti dahulu? Pantaskah diimpikan? (Hanna)

Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 2210 Kali
Berita Terkait

0 Comments