Jurnal Haji /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 26/07/2016 15:07 WIB

Kemenag Luncurkan Gerakan manasik Nasional

Ilustrasi manasik haji
Ilustrasi manasik haji
BEKASI_DAKTACOM: Mungkin banyak publik yang kurang mengetahui bahwa Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) ternyata telah banyak melakukan peningkatan layanan pada aspek pembinaan bagi calon jemaah haji.
 
"Peningkatan layanan itu dikelompokkan dalam 3 kekuatan managemen bertahap berkelanjutan dan pengembangan-pengembangannya", kata Muhajirin Yanis Direktur Pembinaan Haji dan Umrah melalui pesan singkatnya, Selasa (26/7).
 
Menurut Yanis Ditjen PHU mengelompokkan 3 kekuatan  berpola MRI (Metode Regulasi Implementasi). Ketiga pla ini dikemas dalam how to methoded (bagaimana metodenya), how to regulated (bagaimana aturannya) dan how to implemented (bagaimana mengimplementasikannya).
 
Metode, dalam bimbingan jemaah haji Ditjen PHU membangun metode usur friendly yang mudah dipahami oleh jemaah haji, dan para pembimbing dalam menjawab dinamisasi persoalan hukum terkait haji.
 
Regulasi, metode ini dikemas dalam norma dan hukum dalam mengatur dan memberikan rasa nyaman. Implementasi, selanjutnya ada implementasi dalam merealisasikan metode dan regulasi tersebut.
 
Contoh saja, setidaknya ada lima hal besar yang dilakukan Ditjen PHU dalam merealisasikan 3 kekuatan pola ini.
 
Pertama, terus melakukan kajian tentang badal, dam, isthitoah dan lainnya. Kajian ini melibatkan unsur disiplin ilmu yang kredibel dalam pembahasannya seperti praktisi haji, ulama, ormas Islam.
 
Kedua, pelaksanaan bimbingan manasik melekat. Bimbingan dilakukan sejak dini di Tanah Air-Arab Saudi dan kembali ke Tanah Air. Bimbingan manasik 8-2 dan 6-2 dilakukan. 
 
Delapan kali di tingkat KUA dan dua kali di kabupaten kota dan enam kali di KUA dan dua kali di kabupaten kota khusus wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Distribusi buku manasik, sinergitas pelaksanaan bimbingan dengan kelompok bimbingan.
 
Bimbingan pun bukan dilakukan sembarangan. Pembimbing sebagai pendidik sebelumnya dibekali materi dan sertifikasi. Sudah ribuan pembimbing memperoleh sertifikasi dan ini akan menjadi media alih pengetahuan kepada jemaah dengan sebaran dan gradual.
 
Tidak cukup di Tanah Air, visitasi dan konsultasi manasik kepada jemaah dilakukan di Arab Saudi. Centra layanan konsultasi langsung dan online berbasis media sosial dilakukan. Ditjen PHU menurunkan tenaga konsultan manasik yang ahli dibidangnya langsung ke Arab Saudi, tidak untuk duduk di belakang meja namun visitasi langsung turun ke kantung-kantung jemaah.
 
Bahkan pernah, visualisasi bimbingan jemaah haji berbentuk VCD dibuat dengan ragam bahasa sesuai bahasa yang dipahami jemaah. Ada bahasa Aceh, Batak, Bugis, Sasak, Sunda dan lainnya.
 
"Untuk mempermudah jemaah dalam alih pengetahuan manasik. Karena pada dasarnya visual lebih mudah dimengerti," kata Yanis yang juga merupakan tokoh di Provinsi Gorontalo ini.
 
Mantan Kakanwil Kemenag Gorontalo ini juga menyebutkan, tingkat layanan manasik ini lebih go publik. Seperti membudayakan manasik haji bagi semua kalangan dengan mendeklarasikan Gerakan Manasik Nasional.
 
Deklarasi ini tentu dijawab dengan Gemar Manasik bagi semua kalangan karena dengan gemar manasik, bukan hanya mengetahui proses manasik saja namun ada unsur olah raga di sana. Selanjutnya gemar manasik ini akan menjadi salah satu budaya baru dalam kehidupan umat yaitu Manasik Sehat.
Reporter :
Editor :
- Dilihat 860 Kali
Berita Terkait

0 Comments