Kajian Keislaman /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 06/03/2015 14:05 WIB

Strategi AS Hadapi Kelompok Jihadi : Habisi Dulu Jabha Nushroh Baru Kelompok Jihadi Yang Lain


WASHINGTON DC_DAKTACOM:  Salah seorang analis Barat, Clint Watts, pada akhir Januari lalu telah memetakan kelompok jihadis di Suriah. Menurutnya, kelompok jihad di Suriah memiliki karakter yang berbeda, sehingga Barat harus memerangi kelompok militan di Suriah berdasarkan skala prioritasnya. Dan, Jabhah Nusrah menempati urutan pertama yang wajib dihabisi, sebelum yang lain.
“Selama beberapa minggu terakhir, saya telah menulis blog dan artikel dengan dibantu para kolaborator. Posting-an terkait Suriah ini mencoba untuk mengkarakterisasi kelompok jihadis yang berbeda di Suriah dan bagaimana kita harus mencari metode baru untuk memerangi mereka. Menurut saya, semua kelompok jihad di Suriah tidak diciptakan sama,” ujar Clint Watts yang pernah bertugas sebagai agen FBI, mantan pasukan AD AS dan Pejabat Eksekutif Pusat Pemberantasan Terorisme di West Point.

Saat ini, Clint adalah Dewan Senior Homeland Security Policy Institute di George Washington University dan analis di Foreign Policy Research Institute. Dalam blog kajian anti-terorisme yang dikelolanya, Selectedwisdom.com, Watts menyatakan bahwa Jabhah Nusrah adalah afiliasi yang paling cerdas dan paling loyal terhadap Al-Qaidah pusat.

“Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) yang sebelumnya dikenal sebagai Al-Qaeda di Irak (AQI) telah mendapat banyak sorotan media atas pertempuran terakhir mereka melawan jihadis lain dan telah menguasai wilayah di Anbar, Irak. Saya jauh lebih kuatir terhadap Jabhah Nusrah (JN) yang saya yakini sebagai afiliasi Al-Qaidah yang lebih cerdas dan lebih setia kepada Al-Qaidah pusat. Yang lebih penting lagi, saya percaya JN akan menjadi afiliasi Al-Qaidah di Suriah, dibandingkan yang lain, untuk melawan Barat dan khususnya AS, seperti yang saya tulis tiga minggu lalu.

“Saat perhatian pada ISIS berkurang, fokus akan teralih pada Jabhah Nusrah. Namun, seperti yang terlihat oleh pertempuran pekan terakhir ini, saya selalu berpikir bahwa ISIS akan membawa kematiannya sendiri melalui sektarianisme dan kekerasan ekstrem,” ujarnya.

Menurutnya, Barat harus berfokus pada Jabhat Nusrah. Dipimpin oleh Abu Muhammad al-Joulani, JN mewakili afiliasi yang kuat dengan Al-Qaidah di Suriah. Ia mengibaratkan hal ini sebagai “serigala berbulu domba”, karena JN terbuka untuk berkoalisi dan menguasai pemerintahan dalam waktu dekat, tapi memiliki kemungkinan akan sanggup mendominasi negara dan melembagakan pemerintahan di bawah aturan Syariat Islam dalam jangka panjang.

Watts meyakini, jika Syaikh Ayman al-Zawahiri dan Al-Qaidah pusat memiliki pengaruh di Suriah, mestilah hal itu Jabhah Nusrah.

Sementara, JN dan ISIS berperang satu sama lain dalam berbagai kesempatan di Suriah dan ISIS mendorong pasukannya ke Suriah dari Irak sehingga melemahkan pasokan tempur pejuang asing JN. Dengan mundurnya ISIS ke Irak, JN kembali menguasai titik strategis ISIS dan memperoleh kembali pasokan pejuang asing.
The Daily Star melaporkan, aktivis Suriah, Abdallah al-Sheikh, mengatakan bahwa beberapa pejuang ISIS di Suriah menetap dan mengalihkan kesetiaannya kepada Jabhah Nusrah. Komandan lapangan JN sebagian besar dipegang oleh warga pribumi Suriah daripada pejuang asing.

Strategi nonmiliter untuk kalahkan JN
Watts memberikan rekomendasi kepada negara-negara Barat untuk memusatkan fokusnya saat ini pada strategi nonmiliter untuk melemahkan JN. Hal yang bisa dilakukan adalah kerja keras untuk memotong langsung bantuan-bantuan untuk kelompok-kelompok ini dan menggencarkan kampanye informasi yang mempropagandakan bahwa JN dan ISIS adalah dua kelompok Al-Qaidah yang berbagi visi yang sama untuk masa depan.
Bukti lebih lanjut dari bahayanya Jabhah Nusrah ini telah datang dari pemerintah AS sendiri. Direktur Intelijen Nasional AS, James Clapper pernah menyatakan bahwa Jabhah Nusrah memiliki ancaman untuk melatih pejuang asing yang berpotensi menyerang tanah air mereka saat mereka kembali dari Suriah.

“Kelompok militan Suriah terkait dengan Al-Qaidah, Jabhah Nusrah, ingin menyerang Amerika Serikat dan melakukan pelatihan kader kepada pejuang dari Eropa, Timur Tengah bahkan Amerika Serikat,” ujar James Clapper mengatakan kepada Kongres.

“Jabhah Nusrah, salah satu kelompok yang memang memiliki aspirasi untuk menyerang tanah air,” tambahnya. Kemudian, laporan terbaru dari Lebanon menunjukkan bahwa JN dapat mendorong pengaruhnya dari Suriah ke wilayah lain. “Kelompok afiliasi Al-Qaidah di Suriah, telah mem-posting peringatan dalam akun Twitter -nya pekan lalu di mana mereka mengatakan daerah di mana Hizbullah beroperasi adalah “sasaran yang sah”, AFP melaporkan.

Pesan itu datang tiga hari setelah empat orang tewas oleh serangan bom mobil di Bombin Haret Hreik, basis milisi Syiah Hizbullah di pinggiran selatan Beirut. Jabhah Nusrah di Lebanon mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu, seraya mengatakan serangan itu datang sebagai pembalasan atas apa yang digambarkan sebagai kejahatan Hizbullah di Suriah.

Terakhir, Watts mengingatkan bahwa negeri-negeri barat harus memusatkan perhatiannya secara sungguh kepada Jabhah Nusrah dibanding milisi-milisi lainnya. “Saya berharap upaya kontraterorisme Barat berfokus pada Jabhah Nusrah, dibandingkan dari afiliasi Al-Qaidah lainnya di Suriah. Mereka adalah jaringan Al-Qaidah pusat dan Syaikh Zawahiri di Syam. Jika Al-Qaidah membentuk kembali organisasinya dan mewujudkan jaringan global yang kuat Al Qaeda, Jabhah Nusrah adalah kendaraan untuk mencapai pendakian ini,” tegasnya.***

Editor          : Imran Nasution
Sumber      : Kiblat.net

Editor :
- Dilihat 2303 Kali
Berita Terkait

0 Comments