Mutiara Hikmah /
Follow daktacom Like Like
Sabtu, 28/03/2015 09:09 WIB

Pintu Rahmat dan Ampunan Allah Yang Tak Pernah Tertutup

Mohon ampunan kepada Allah
Mohon ampunan kepada Allah

Pintu Rahmat Dan  Ampunan Yang Tak Pernah Tertutup

Rahamat Allah dapat menampung semua makasiat manusia  bagaimanapun besarnya.  Kepada yang melakukan maksiat  yang melampaui batas,  liar dan begitu jauh di belantara kesesatan seruan Allah mengajak manusia pada harapan mendapat ampunan.

Allah Maha Penyayang  terhadap hamba-hambaNya dan mengetahui segala kelemahan, juga mengetahui segala faktor-faktor yang mempengaruhi dari dalam  jiwa mereka sendiri dan dari luar.

Allah mengetahui semua kelemahan manusia, karena itu Dia menghulurkan pertolongan  dan meluaskan rahmatNya kepada mereka.

Allah tidak membinasakan manusia  dengan sebab maksiat-maksiat mereka sehingga Dia menyediakan segala  sarana  untuk memperbaiki kesalahan mereka  dan membetulkan langkah mereka supaya  berjalan di atas  jalan yang lurus.

Dan apabila mereka terjerumus kedalam maksiat dan melakukan dosa yang keterlaluan sehingga mereka  mengira bahwa mereka telah diusir dari rahmat Allah dan nasib kesudahannya  telah berakhir dan tidak dapat kemana-mana lagi, maka di saat-saat  inilah mereka mendengar  seruan Ilahi yang lembut dan halus.

“Katakanlah kepada hamba-hambaKU yang  telah  bertindak  melampaui batas  terhadap diri  mereka  sendiri. Janganlah kamu berputus  harapan dari  rahmat Allah. Sesungguhnya Allah bersedia mengampunkan semua dosa. Sesungguhnya Dialah yang Maha pengampun dan Maha pengasih” (QS. Az  Zumar: 53)

Tiada yang memisahkan di antara orang-orang yang keterlaluan melakukan maksiat, terjerumus dalam dosa, lari dari keselamatan dan mengikuti  jalan yang sesat.

Tiada yang memisahkan di antara mereka dan rahmat Allah yang lembut dan bayangannya yang menyegarkan melainkan hanya berbuat  saja, yaitu kembali memasuki pitu taubat yang senantiasa terbuka, di mana tiada pengikut yang  akan menahan mereka dan tidak perlu meminta izin untuk memasukinya:

“Dan kembalilah  kepada Tuhanmu dan serahkanlah diri kamu kepadaNYa sebelum azab menimpa kamu dan selepas itu kamu tidak akan ditolong lagi. Dan ikutilah Al Qur’an sebaik-baik hidayah yang diturunkan Tuhan kamu sebelum azab menimpa kamu secara mendadak, sedangkan kamu tidak sadar” (Az-Zumar : 54-55).

Apakah  penduduk negeri merasa aman  dari siksaan  Kami  yang datang  malam hari ketika mereka sedang tidur?  Atau pagi hari ketika mereka sedang barmain?

Kembali kepada Allah, menyerahkan diri kepadaNYa dan pulang kepada bayangan ketaatan dan penyerahan diri yang  teduh, ini saja langkah yang perlu untuk mendapat  rahmat  Allah.

Tidak ada upacara-upacara, tidak ada adat istiadat, tidak ada halangan-halangan, tidak ada orang-orang tengah dan tidak ada tukang-tukang syafaat.

Pintu rahmat Allah terbuka bagi siapa yang menyeleweng yang ingin kembali kepada Allah , maka silahkan kembali. Siapa yang sesat yang ingin kembali kepada Allah maka silahkan bertaubat. Para pendurhaka yang ingin menyerahkan  diri kepada Allah, silahkan menyerah.

Allah menyeru dan mempersilahkan datang  dan masuk, pintu sedang terbuka  dan bayangan yang teduh, lembut, dan nyaman semuanya berada di balik pintu ini, di mana tiada pengawal dan tiada pula pemeriksa.  Diserahkan kembali kepada Allah. Dipersilahkan bertaubat sebelum luput waktu:

“...Sebelum azab menimpa kamu dan selepas itu kamu tidak akan ditolong lagi” ( QS. Az Zumar:54)

“Dan ikutilah (Al Qur’an) sebaik-baik (hidayah), yang diturunkan kepada kamu sebelum azab menimpa kamu secara mendadak, sedang  kamu tidak sadar” (QS: Az Zumar: 55).

“Supaya jangan ada orang yang mengatakan : Amat besat penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terahadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olok  (agama Allah) (QS: Az Zumar: 56).

“Atau supaya jangan ada yang berkata: Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah  aku termasuk orang-orang yang bertaqwa” (QS. Az Zumar: 57)

“Atau supaya janagaan ada orang yang berkata ketika ia melihat azab, ‘Kalau sekiranya aku dapat embali (ke dunia) niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik. (QS. Az Zumar: 58).

Kini masih berada di dalam negeri beramal dan berusaha. Ia merupakan peluang tunggal yang tidaka berulang sesudah ia tamat dan kelak akan ditanya dengan penuh  penghinaan tentang peluang yang  disia  siakan itu:

“Sebenarnya telah datang kepadamu ayat-ayatKu, lalu engkau mendustakannya dan berlagak angkuh dan masuk ke dalam golong orang-orang kafir (QS. Az Zumar: 59)***

 

 

Editor :
Sumber : Ulil Albab
- Dilihat 6357 Kali
Berita Terkait

0 Comments