Pintu Rahmat dan Ampunan Allah Yang Tak Pernah Tertutup
Pintu Rahmat Dan Ampunan Yang Tak Pernah Tertutup
Rahamat Allah dapat menampung semua makasiat manusia bagaimanapun besarnya. Kepada yang melakukan maksiat yang melampaui batas, liar dan begitu jauh di belantara kesesatan seruan Allah mengajak manusia pada harapan mendapat ampunan.
Allah Maha Penyayang terhadap hamba-hambaNya dan mengetahui segala kelemahan, juga mengetahui segala faktor-faktor yang mempengaruhi dari dalam jiwa mereka sendiri dan dari luar.
Allah mengetahui semua kelemahan manusia, karena itu Dia menghulurkan pertolongan dan meluaskan rahmatNya kepada mereka.
Allah tidak membinasakan manusia dengan sebab maksiat-maksiat mereka sehingga Dia menyediakan segala sarana untuk memperbaiki kesalahan mereka dan membetulkan langkah mereka supaya berjalan di atas jalan yang lurus.
Dan apabila mereka terjerumus kedalam maksiat dan melakukan dosa yang keterlaluan sehingga mereka mengira bahwa mereka telah diusir dari rahmat Allah dan nasib kesudahannya telah berakhir dan tidak dapat kemana-mana lagi, maka di saat-saat inilah mereka mendengar seruan Ilahi yang lembut dan halus.
“Katakanlah kepada hamba-hambaKU yang telah bertindak melampaui batas terhadap diri mereka sendiri. Janganlah kamu berputus harapan dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah bersedia mengampunkan semua dosa. Sesungguhnya Dialah yang Maha pengampun dan Maha pengasih” (QS. Az Zumar: 53)
Tiada yang memisahkan di antara orang-orang yang keterlaluan melakukan maksiat, terjerumus dalam dosa, lari dari keselamatan dan mengikuti jalan yang sesat.
Tiada yang memisahkan di antara mereka dan rahmat Allah yang lembut dan bayangannya yang menyegarkan melainkan hanya berbuat saja, yaitu kembali memasuki pitu taubat yang senantiasa terbuka, di mana tiada pengikut yang akan menahan mereka dan tidak perlu meminta izin untuk memasukinya:
“Dan kembalilah kepada Tuhanmu dan serahkanlah diri kamu kepadaNYa sebelum azab menimpa kamu dan selepas itu kamu tidak akan ditolong lagi. Dan ikutilah Al Qur’an sebaik-baik hidayah yang diturunkan Tuhan kamu sebelum azab menimpa kamu secara mendadak, sedangkan kamu tidak sadar” (Az-Zumar : 54-55).
Apakah penduduk negeri merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur? Atau pagi hari ketika mereka sedang barmain?
Kembali kepada Allah, menyerahkan diri kepadaNYa dan pulang kepada bayangan ketaatan dan penyerahan diri yang teduh, ini saja langkah yang perlu untuk mendapat rahmat Allah.
Tidak ada upacara-upacara, tidak ada adat istiadat, tidak ada halangan-halangan, tidak ada orang-orang tengah dan tidak ada tukang-tukang syafaat.
Pintu rahmat Allah terbuka bagi siapa yang menyeleweng yang ingin kembali kepada Allah , maka silahkan kembali. Siapa yang sesat yang ingin kembali kepada Allah maka silahkan bertaubat. Para pendurhaka yang ingin menyerahkan diri kepada Allah, silahkan menyerah.
Allah menyeru dan mempersilahkan datang dan masuk, pintu sedang terbuka dan bayangan yang teduh, lembut, dan nyaman semuanya berada di balik pintu ini, di mana tiada pengawal dan tiada pula pemeriksa. Diserahkan kembali kepada Allah. Dipersilahkan bertaubat sebelum luput waktu:
“...Sebelum azab menimpa kamu dan selepas itu kamu tidak akan ditolong lagi” ( QS. Az Zumar:54)
“Dan ikutilah (Al Qur’an) sebaik-baik (hidayah), yang diturunkan kepada kamu sebelum azab menimpa kamu secara mendadak, sedang kamu tidak sadar” (QS: Az Zumar: 55).
“Supaya jangan ada orang yang mengatakan : Amat besat penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terahadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olok (agama Allah) (QS: Az Zumar: 56).
“Atau supaya jangan ada yang berkata: Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertaqwa” (QS. Az Zumar: 57)
“Atau supaya janagaan ada orang yang berkata ketika ia melihat azab, ‘Kalau sekiranya aku dapat embali (ke dunia) niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik. (QS. Az Zumar: 58).
Kini masih berada di dalam negeri beramal dan berusaha. Ia merupakan peluang tunggal yang tidaka berulang sesudah ia tamat dan kelak akan ditanya dengan penuh penghinaan tentang peluang yang disia siakan itu:
“Sebenarnya telah datang kepadamu ayat-ayatKu, lalu engkau mendustakannya dan berlagak angkuh dan masuk ke dalam golong orang-orang kafir (QS. Az Zumar: 59)***
Editor | : | |
Sumber | : | Ulil Albab |
- Kedudukan Istri Salehah
- Tawakal, Kunci Datangnya Rezeki
- 4 Cara Bersyukur
- Pahala Shalat di Masjid Nabawi
- Hikmah di Balik Kesulitan Ada Kemudahan
- Orang-orang yang Bertaqwa
- Meneladani Sahabat Nabi Saat Menolak Suap
- Keutamaan Berdoa Pagi Sore
- Menjaga Lisan Untuk Keselamatan
- Menjaga Kehormatan dalam Islam
- Pahala Menebar Salam
- Hikmah Berqurban
- Pahala Menjenguk Orang Sakit
- Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun
- Berbakti pada Orang Tua Lebih Mulia dari Berjihad
0 Comments