Nasional / Ekonomi /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 26/03/2015 11:42 WIB

Hendri Saparini: Ekonomi Kita Masih Rapuh

Hendri Saparini di Radio Dakta
Hendri Saparini di Radio Dakta

BEKASI_DAKTACOM: Pondasi ekonomi kita rapuh. Indikatornya dapat dilihat dari dua hal yaitu soal neraca perdagangan kita selalu devisit. Kedua, keseimbangan  primer devisit, berarti penerimaan dalam negeri tak cukup digunakan untuk dalam negeri.

"Untuk mencukupi APBN yang devisit, kita terpaksa meminjam terus. Padahal seharusnya kita mencoba menyusun APBN dengan zero devisit" kata Hendri Saparini, direktur Core Indonesia, Rabu (25/3/15).

Menurut, Kalau keseimbangan primer peneriamaan dalam negeri tak cukup digunakan untuk dalam negegri, jalan keluarnya pinjam. APBN dibiarkan devisit, APBN kita pinjam terus. Semestinya kita mencoba untuk menyusun APBN kita dengan zero devisit.

"Kalau struktur ekonomi kita rapuh, perdagangan kita devisit terus, akan sangat mempengaruhi nilai tukar rupiah" jelasnya.

Yang lebih celaka, 75 persen penerimaan APBN kita masih dari sektor pajak. Tapi sayang, target dari sektor pajak ini sulit dicapai.Pemerintah belum mampu menarik pajak terutama pajak kekayaan pribadi. "Ada 150 juta orang menengah ke atas yang sudah masuk kategori wajib pajak, namun yang membayar pajak tak lebih dari 10 juta orang," ungkapnya.

Kalau ingin memperbaiki pondasio ekonomi yang masih rapuh seharusnya pemerintah membenahi sektor perdagangan, pertambangan, dan tak melulu berharap dari pajak dan utang untuk memenuhi kebutuhan dlaam negeri, papar Hendri Saparini.***

Reporter : Warso Sunaryo
Editor :
- Dilihat 2370 Kali
Berita Terkait

0 Comments