Bekasi / Kota /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 22/02/2023 13:00 WIB

Jurnalis Senior Ulfan Rahmad, Pemkot Bekasi Harus Lebih Giat Promosikan Diri

WhatsApp Image 2023 02 22 at 15.19.23
WhatsApp Image 2023 02 22 at 15.19.23
BEKASI, DAKTA.COM - Dalam usianya yang terus bertambah dan saat ini sudah masuk dalam 26 tahun. Usia ini memang bukan lagi usia remaja dan sudah mulai beranjak ke usia mapan. Sebagai Kota yang masuk dalam Jabodetabek, Kota Bekasi sebenarnya memiliki banyak kelebihan dibanding kota - kota lain. Diantaranya adalah sarana transportasi yang lebih banyak dan mudah,fasilitas sarana pendidikan yang lebih banyak dan berprestasi. Namun sayangnya saat ini lebih dikenal dengan "Kota yang rawan kriminal".
 
 
"saya memang bukan asli warga Kota Bekasi namun dari tahun 1982 sudah ada di Kota ini. Saya sekolah dari TK sampai SMA di Kota Bekasi meskipun kuliahnya tidak di Kota Bekasi," ujar Wartawan Senior Ulfan Rahmad saat berbincang dengan Dakta (22/2/23).
 
 
Dirinya menilai Kota Bekasi saat ini memiliki perkembangan yang cukup pesat, meskipun kurang di imbangi dengan penataan ruang yang baik. Salah satu buktinya menurut Ulfan, masih terjadi banjir dan titiknya semakin banyak.
 
 
"Ketika banjir waktu surutnya air juga semakin lama. Artinya pertumbuhanya tidak diikuti tata ruang yang baik.Dulu di sekitaran Karang Kitri (Satu Wilayah di Kecamatan Bekasi Timur) adalah lahan perkemahan yang dapat juga menjadi daerah resapan dan saat ini sudah menjadi mall sampai gedung DPRD" tambahnya. 
 
 
Kedepan pembangunan di Kota Bekasi harus diikuti pola pikir tata ruang yang lebih baik. Terlebih jika ada suatu tim yang di tugaskan khusus menata ruang yang harus dijaga menjadi Ruang Terbuka Hijau dibanding pembangunan Mall. 
 
 
"kalo menurut saya Mall sudah cukup di Kota Bekasi dan saat ini warga lebih membutuhkan RTH di banding Mall. Harusnya ada Tim yang bertugas untuk memikirkan rencana pembangunan yang tidak mengurangi RTH bahkan dapat menambah. Hal ini agar tidak terjadi suhu yang semakin panas dan banjir salah satunya. Apalagi kebutuhan RTH untuk masyarakat bersosialiasi, " ungkapnya. 
 
 
Sebagai warga Kota Bekasi, Ulfan juga sering mendapat kritikan atau masukan bahkan canadaan dari rekan kerjanya di mana Kota Bekasi saat ini di kenal dengan Kota yang rawan kriminalitas ketika malam hari. 
 
 
"Tindak kriminalitas jalanan di seperti begal di Bekasi saat ini cukup meningkat. Ini mengakibatkan warganya sepertisaya suka tengak-  tengok ketika naik motor di malam hari, "tambahnya. 
 
 
Namun Kota Bekasi juga lupa untuk memperomosikan diri dibidang lain yang seharusnya dapat di "jual" dipromosikan keluar wilayah. Seperti perkembangan pendidikan dan sarana transportasi.
 
 
"Yang harus kita jagain adalah berita terkait banyaknya prestasi di Kota Bekasi seperti banyaknya anak-anak Kota Bekasi yang berprestasi, dapat masuk ke perguruan tinggi negri, punya prestasi nasional, jadi atlet di timnas bahkan prestasi internasional namun hal ini kurang publikasi, "katanya. 
 
 
Dalam usianya yang ke 26 tahun, sebagai warga Kota Bekasi Ulfan berharap agar kedepan Kota Bekasi semakin nyaman untuk warganya, lebih mudah dalam pelayanan bagi warga dan semakin aman. 
 
 
Sejarawan Bekasi Ali Anwar menyebut, dahulu Bekasi masih dalam satu bagian dari DKI Jakarta.Namun sekarang Bekasi masuk ke wilayah Provinsi Jawa Barat mulai pada tahun 1950 melalui keputusan Pemerintah Pusat.
 
 
Sebelumnya, kata Ali Anwar, pada abad ke 5-16 masehi terdapat kerajaan Tarumanegara yang di dalamnya masuk wilayah Bekasi dan Sunda Kelapa (Jakarta).
 
 
Kemudian pada zaman penjajahan Belanda, lanjut Ali, Bekasi masih masuk dalam wilayah Jakarta yang dahulu terkenal dengan nama Meester Cornelis atau Keresidenan Batavia.
 
 
"Berganti pemerintahan pada zaman pendudukan Jepang Bekasi juga masih masuk Jakarta.Namanya kala itu, Kabupaten Jatinegara atau Jatinegara Ken," katanya. 
 
 
Pada 20 april 1982 berdasarkan UU nomor 9 tahun 1996 Kota Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi. Hari jadinya tanggal 10 Maret 1997,dengan 56 Kelurahan dan 12 Kecamatan,luas wilayah 207.000 km²
Reporter : Warso Sunaryo
- Dilihat 1526 Kali
Berita Terkait

0 Comments