Pertama Kali Korsel Mulai Operasikan Bus Tanpa Sopir
SEOUL, DAKTA.COM - Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan (Korsel) mengatakan, bahwa bus swakemudi atau bus otonom pertama Korsel mulai beroperasi Selasa (27/12/2022) waktu setempat. Bus tanpa sopir mulai beroperasi pada rute sepanjang 22,4 kilometer antara Terminal Bus Antarkota Sejong dan Stasiun Osong di Cheongju, Provinsi Chungcheong Utara.
"Layanan transportasi otonom rute Bus Rapid Transit (BRT) adalah kasus pertama di negara ini tentang bus tanpa pengemudi yang mengemudi di jalan-jalan utama dan kami berencana memperluas layanan di Daejeon tahun depan dan Jochiwon, Gongju, Cheonan, dan Asan, semuanya di Utara Provinsi Chungcheong, setelah 2024," kata Wakil Menteri Kedua Eo Myeong-so seperti dikutip laman Korea Times, Rabu (28/12/2022)
Komite Kepresidenan untuk Pembangunan Nasional yang Berimbang ingin membuat dan mempromosikan sistem bus komersial otonom di wilayah utara, sehingga memilih proyek tersebut sebagai inisiatif bisnis bersama. Bus otonom akan diberi nomor rute terpisah dan beroperasi berdampingan dengan bus kota reguler.
Untuk saat ini, hanya dua bus otonom yang akan beroperasi di jalur BRT dua wilayah, Sejong dan Cheongju. Pengemudi dan pekerja keselamatan akan berada di atas bus untuk alasan keamanan.
Bus self-driving akan menjalankan total enam perjalanan pulang pergi dari siang hingga sore sekitar pukul 16.00 dari Senin hingga Jumat. Bus juga dikatakan berhenti di delapan halte pada rute BRT.
Siapa pun di Korsel dapat menggunakan bus otonom secara gratis dengan mengajukan program uji coba terlebih dahulu. Penumpang harus menggunakan kode QR yang dicetak pada poster yang dipajang di beberapa halte BRT. Setelah uji coba selama tiga bulan, penumpang akan dikenakan tarif normal bus kota.
Kementerian mempresentasikan tujuannya untuk mengkomersialkan layanan bus yang sepenuhnya otonom di kota pada 2025 di bawah rencana Roadmap to Innovation Mobility yang terungkap pada September. Pemerintah menjelaskan bahwa pihaknya juga dapat memperluas layanan autonomous driving jika permintaan cukup, sehingga menerapkan rute demand-responsive transport (DRT) yang menggunakan sistem kode QR untuk menentukan frekuensi rute.
Sumber | : | REPUBLIKA |
- Gelar Seminar Internasional Fiqh Ta’ayush, WADAH Malaysia Promosikan Hidup Berdampingan di Komuniti ASEAN
- Kondisi Terkini Gaza Utara, MER-C: Bangunan Sekolah Dibakar
- Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARIBP) Mendesak Bantuan Militer untuk Palestina
- Bayi Palestina Lahir Selamat dari Rahim Ibu yang Tewas Dibunuh Israel
- Ekonomi Israel Makin Babak Belur
- Rusia Mengingatkan Turki Agar tak Berilusi Jadi Anggota Uni Eropa
- Filipina Evakuasi Ribuan Warga Saat Topan Mawar Semakin Mendekat
- Korsel Berhasil Luncurkan Satelit Komersial Pertama Kali
- China Minta Bantuan Selamatkan 39 Awak Kapal Tenggelam, 17-nya WNI
- China Ingatkan Jepang Terkait Tanggung Jawab Limbah Nuklir Fukushima
- Madinah Siapkan Diri Sambut Jamaah Haji 2023
- Yordania Tuan Rumah Pembahasan Nasib Suriah di Liga Arab
- WHO Masih Mengidentifikasi Asal-Usul Covid-19
- Jepang Cari Dukungan G7 Untuk Pembuangan Air Olahan PLTN Fukushima
- Turki Desak AS Cabut Sanksi di Bidang Industri Pertahanan
0 Comments