Hari Guru Nasional, Ketua PGRI Kota Bekasi Soroti Minimnya Guru SD: Idealnya Itu 14 Ribuan
DAKTA.COM - Bertepatan Hari Guru Nasional 2022 dan HUT ke 77 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), PGRI Kota Bekasi soroti masalah kekurangan guru, khususnya sekolah dasar (SD) di Kota Bekasi.
Ketua PGRI Kota Bekasi, Dedi Mufrodi mengatakan terkait permasalahan tersebut, pihaknya berharap kepada Pemerintah Kota Bekasi untuk dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan kekurangan guru SD dan SMP di Kota Bekasi.
"Intinya kami berharap Pemerintah Kota Bekasi bisa mempunyai solusi untuk mengatasi kekurangan guru pada tingkat SD dan SMP di Kota Bekasi," kata Dedi Mufrodi, Jumat (25/11/2022).
Diungkap Dedi, jumlah guru yang memasuki purna bakti atau pensiun selama dua tahun terakhir cukup banyak yakni tembus diangka 1.000 guru.
Hal ini juga yang menjadikan jumlah guru yang ada di Kota Bekasi terus kekurangan terlebih guru-guru sekolah dasar (SD).
"Artinya kekurangan guru di sekolah dasar yang paling banyak. Sekarang ini kan baru 9.000 jumlah guru, nah idealnya itu kan 14 ribuan. Untuk jumlah guru SMP tidak terlalu urgen seperti Guru SD," katanya.
Meski saat ini sudah ada rekrutmen PPPK Guru, namun Dedi menilai hal ini tidak menjadi solusi terkait masalah kekurangan guru yang ada di Kota Bekasi.
Sebab, PPPK guru hanya mengangkat kesejahteraan guru itu.
"Sehingga Harapan kedepannya di upayakan agar ada pencabutab moratorium apa namanya kewenangan sekolah agar bisa menerima tenaga honorer."
"Itu yang paling instan. Kalau hanya mengandalkan PPPK juga bukan solusi mengatasi kekurangan seperti itu.," katanya.
Dalam upaya mengatasi masalah kekurangan guru, beberapa kepala SD maupun SMP di Kota Bekasi terpaksa harus memberdayakan guru mata pelajaran jadi guru kelas, selain itu juga ada program marger sekolah, serta menjadikan kelas gemuk.
Dimana standar kelas SD 28 siswa, dan SMP 32 siswa.
Namun dengan kondisi kekurangan guru yang ada para kepala sekolah menambah jumlah siswa dalam satu kelas hingga 40 lebih siswa.
Hal ini juga menurut Dedi dianggap tidak memenuhi standar pendidikan.
"Karena kekurangan guru, sekarang kan bisa 40 karena ya kekurangan guru itu, seharusnya dua guru, jadi satu kelas satu guru itu yang diambil oleh rekan rekan guru SD dan SMP untuk mengatasi kekurangan guru, tapi ya itu tadi capaian standar pendidikan tidak terpenuhi jadinya," ucapnya.
Sumber | : | TRIBUNEWS |
- Grand Opening “Outdoor Exhibition Area” GRAND FEST Grand Mal Bekasi
- Masuk Kantor Pemkot Bekasi Bakal Parkir Berbayar Mirip di Mal
- Lantik 10.000 Kader RKI Kota Bekasi, PKS Siap Menangkan Pemilu 2024
- Komitmen Bangun Perdamaian, Djajang Buntoro Apreasiasi Kepala Daerah Kota Bekasi
- Aji Ali Sabana Dinilai Tak Mampu Bawa Perubahan Nasdem Kota Bekasi
- Temui Pendemo, Pimpinan Baznas Kota Bekasi Paparkan Program Pemberdayaan dan Pendistribusian Mustahik
- Mengenal Sosok Djajang Buntoro, Bangun Persaudaraan Tanpa Batasan Suku dan Agama
- Khidmat, Baznas Kota Bekasi Gelar Khatmil Qur'an di HUT Baznas ke 22
- Giat Bersih-bersih, Forbakti dan Forum Pemuda NTT Kota Bekasi Ikut Meriahkan HAB ke 77
- Napak Tilas Perjuangan KH Noer Ali, Tokoh di Kota Bekasi Bangkitkan Warisan Leluhur Sobatande
- Plt Wali Kota Bentuk TP3 Gantikan TWUP4 Bentukan Rahmat Effendi
- Optimalkan Pelayanan, Kecamatan Bantargebang Launching Palem Merah
- Puskapkum Dorong DPR Terima Perppu Cipta Kerja dan Lakukan Legislative Review
- SMB Hadirkan Perayaan Menyambut Tahun Baru Bersama Padi Reborn
- Khidmat Sambut Tahun Baru, DPD Golkar Kota Bekasi Gelar Golkar Bershalawat
0 Comments