Daktatorial /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 25/03/2015 07:01 WIB

Tokoh Bermental Musa Samiri

musa samiri
musa samiri

Ketika seorang tokoh umat yang sangat berpengaruh memberikan statmen bahwa boleh saja seorang muslim mengucapkan natal dan tahun baru, saya teringat dengan kisah Samiri pada masa Nabi Musa alaihissalam.

Samiri adalah  seorang bai Israel yang memiliki hubungan dekat dengan Fira’un.  Dia memiliki banyak keahlian yang dimiliki kaum Bani Israil.  Samiri adalah salah  seorang Bani Israel  yang terbelenggu akal dan hatinya,  hingga dia termasuk yang sangat keberatan dengan ajakan Musa. Meski secara lahir dia menjadi penganut agama Musa, namun secara batin dia memiliki dendam kepada Musa. 

Pada saat Musa mengajak Bani Israil untuk keluar dari Mesir, melepaskan diri dari perbudakan Firaun,  Samiri  justru menjadi penghianat  yang memprovokasi Bani Israil bahwa meengikuti Musa  hanya akan menambah kesengsaraan hidup. Samiri terus meyakinkan Bani Israil bahwa hidup mereka akan berubah pada masa depan yang menjanjikan jika mereka mau bekerjasama dengan Fir’aun.  Itulah sosok Samiri yang hipokrit, munafik, yang terus menebar sihir busuknya untuk menggiring opini  Bani Israel agar tak mempercayai Musa.

Sosok Samiri ini kini banyak ditemukan di  Indonesia. Bisa saja ia seorang ulama terpandang karena sering tampil di TV,  atau seorang politisi yang sedang  bersinar, dan lagi naik daun,  mungkin juga seorang pebisnis yang sedang jaya, atau birokrat yang  sedang bersinar karena sedang menduduki jabatan penting di negeri ini.

Sosok  Samiri Indonesia,  jika berkata, kata-katanya  sangat mempesona, penampilannya sangat menarik dan mengagumkan  membuat orang terpesona, terpukau,  lalu tersihir. Mereka terlihat alim. Rajin shalat, puasa, haji dan kalau berzakat ddiliput mas media  baik cetak, elektronik mapun di media sosial.

Tapi ketika diajak untuk menegakkan syariat ia ogah. Ketika diajak berjihad  ia memberikan dalil yang melemahkan semangat jihad. Sebaliknya Ia sering memberikan fatwa yang menyenangkan penguasa.  Dalam pandangannya  kebenaran Islam itu relatif. Kalau menguntungkan ia akan mendukung tapi kalau membahayakan posisinya  ia akan mengeluarkan dalil dalil yang menguatkan posisinya.

Baru-baru ini ada seorang tokoh yang mengatakan mengucapkan selamat natal  oleh seorang Islam kepada  seorang Kristen dibolehkan.  Iapun memberikan argumen yang mengagumkan.  Boleh jadi pernyataan yang dikeluarkan itu untuk mengundang perhatian raja Firaun modern, agar diberikan posisi yang lebih baik di negara ini.

Pernyataan itu dikeluarkan  karena pada saat itu  sang Fir’aun sedang  melaksanakan natal bersama yang digelar secara kenegaraan yang sudah pasti dihadiri baik yang  muslim maupun kristen.  Untuk itu Fir’aun perlu mencari dukungan  dan pembenaran natal bersama dengan umat islam yang dikuatkan dengan fatwa dari seorang ulama. Maka sang tokohpun dengan bangganya mengatakan bahwa tak ada masalah jika seorang muslim  bernatal ria dengan umat Kristiani. Pernyataan itu dibarengi dengan dalil-dalil yang membuat bingung umat.

Ada juga tokoh yang mengatakan konstitusi lebih tinggi dari Al-Qur’an dan syaariat Islam.  Ini juga dimaksud untuk menyenangkan Fir’aun.  Karena sesungguhnya sang Fir’aun membutuhkan pernyatan itu bukan karena tak percaya dengaan Tuhan, yang ia inginkan hukum buatan Fir’aun wajib dilaksanakan oleh seluruh rakyat tanpa reserpe.

Fir’aun tetap mengakui Allah sang pencipta langit dan bumi.  Namun yang tak bisa dierima  Fir’aun adalah jika hukum dan undaang-undang  Allah ditaati oleh rakyat secara kaffah dan secara konsekwen.  Ia menginginkan agar Undang-Undang dan hukum  buatannyalah yang dilaksanakan dan digunakan. Bukan hukum Allah. Bagi Fir’aun hukum dan undang-undangnya adalah harga mati yang tak boleh berubah sedikitpun.  Semua rakyat harus tunduk dan patuh terhadap keputusannya. Siapa yang tak mau menerima keputusannya dianggap gila dan dan tak tahu diuntung.

Nah lagi-lagi, yaang berperan untuk mensosialisasikan undang-undang dan hukum Fir’aun adalah para Samiri yang haus kekuasaan, yang cinta dunia serta takut mati. Manusia  bermental Samiri di Indonesia sangat banyak. ***

 

 

 

 

 

Editor :
- Dilihat 6106 Kali
Berita Terkait

0 Comments