Masih bingung Bedanya Tes Antigen dan PCR? Cek si Sini
JAKARTA, DAKTA.COM -- Seringkali masyarakat dibuat bingung dengan tes cepat antigen atau tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk deteksi Covid-19. Padahal, dua jenis tes ini berbeda sensitivitasnya.
Organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) sudah menetapkan tes PCR sebagai gold standard. Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro menjelaskan, awalnya harga tes PCR yang tidak terjangkau membuat pemeriksaan rapid antigen digunakan untuk pelacakan kontak atau skrining dan penegakan diagnosis Covid-19 dalam kondisi tertentu.
"Ini sebenarnya juga sudah sesuai dengan peraturan menteri kesehatan (Permenkes). Tetapi setelah semakin ke sini harga tes PCR yang semakin terjangkau dan WHO juga mengarahkan bahwa tes ini yang merupakan gold standard untuk penegakan diagnosis Covid-19, maka yang digunakan adalah tes PCR," ujarnya saat mengisi konferensi virtual Radio Kesehatan bertema 'Tes Covid-19, Kapan Harus Dilakukan?', Senin (14/2/2022).
Dia menjelaskan, sensitivitas antara tes PCR dengan tes antigen berbeda. Kalau sensitivitas tes antigen sekitar 30 sampai 84 persen, bergantung perusahaan yang menyediakan. Namun, tes PCR memiliki keakuratan lebih tinggi antara 70 hingga 98 persen dan sensitivitasnya lebih dari 99 persen.
Sehingga, dia melanjutkan, swab antigen digunakan untuk skrining awal orang yang tidak bergejala. Tes ini bisa juga digunakan sebagai diagnosis kalau bergejala atau diduga sebagai kontak erat yang terpapar Covid-19.
Hasil tes antigen bisa diketahui dalam hitungan menit. Sedangkan, hasil tes PCR membutuhkan waktu lebih lama karena sampelnya menjalani pemeriksaan di laboratorium.
"Sehingga, waktunya mulai dari sampel diambil dari nasofaring tenggorok dan biasanya butuh waktu satu hingga dua hari (kemudian hasil diumumkan). Karena sampel itu harus diperiksa di laboratorium," katanya.
Dia menambahkan, di laboratorium ini, tenaga kesehatan mengidentifikasi apakah di sampel tersebut ada atau tidak partikel virus. Oleh karena itu, Reisa menyarankan sebaiknya masyarakat menjalani tes PCR untuk mengetahui terinfeksi Covid-19. Kendati demikian, pihaknya tidak menutup kemungkinan kalau tempatnya tak memadai, hanya tersedia pemeriksaan antigen bisa menjalani tes cepat ini.
"Kemudian kalau hasil (tes antigen) negatif, ada pemeriksaan ulang dalam beberapa hari kemudian," katanya.
Sumber | : | REPUBLIKA |
- Bekasi Bebas Nyeri, Simak Tips Unggulan dari Pain Clinic Siloam Hospitals Bekasi Timur
- Mitra Keluarga Bekasi Timur, Tingkatkan Pusat Layanan Onkologi Terlengkap
- JIP: 13,4 Persen ODHA Mendapat Stigma Dari Orang Lain
- Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran
- Tak Banyak yang Tahu, Puasa Ternyata Juga Bawa Manfaat Untuk Penderita Stroke
- Peringati Hari Ginjal Sedunia, Eka Hospital Bekasi Kenalkan Layanan Hemodialisa
- Solusi Komprehensif Perkembangan Anak, Eka Hospital Bekasi Hadirkan Klinik Child Development Center
- Mengenal Pengobatan Melalui ECIRS, Pada Kasus Batu Ginjal Kompleks
- Netty Prasetiyani : Cegah Stunting dan Bangun Keluarga Berkualitas agar Indonesia Kuat
- Kolaborasi Apik BPJS Kesehatan, Wujudkan Transformasi Mutu Layanan JKN
- SGM Eksplor Hadirkan Festival Anak Generasi Maju di Kota Bekasi
- BPJS Kesehatan Luncurkan Loket Pelayanan Informasi dan Portal Quick Response
- PT. Andalan Furnindo Gelar Penyuluhan Stunting di Desa Segara Makmur, Tarumajaya
- Akselerasi Percepatan Viral Load dalam Penanganan HIV
- Peduli Diabetes, RS Siloam Sentosa Bekasi Timur Gelar Senam Hingga Seminar Kesehatan
0 Comments