Kisah Warga Desa Miliarder Tuban, Dulu Kaya Sekarang Merana
JAKARTA, DAKTA.COM : Banyaknya uang yang diberikan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) ternyata tidak berakhir baik untuk kehidupan warga desa di Tuban. Sekitar bulan Desember 2020, warga Tuban ramai-ramai menjual tanahnya untuk pembangunan kilang Grass Root Refinery (GRR) hingga miliaran Rupiah.
Namun, keadaan warga desa di Tuban kini berbanding terbalik, lahan yang dulunya menghidupi mereka saat ini sudah habis terjual. Bahkan mereka sampai harus menjual hewan ternaknya untuk bertahan hidup.
"Punya 6 ekor sapi mas, sudah tak jual tiga ekor dan kini tersisa tiga. Sapi-sapi itu saya jual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," tutur Musanam di sela aksi demo di depan kantor proyek GRR Tuban, Senin (24/1/2022).
Keluarga Musanam dijanjikan pihak perusahaan akan diberikan pekerjaan. Tetapi selama satu tahun lebih, janji itu tidak kunjung didapatkan. Keluarganya tak juga diberi pekerjaan oleh PT PRPP.
Hal ini terbukti membuat mereka sangat membutuhkan bantuan untuk bisa terus bertahan hidup. Merespons isu ini, PT PRPP mulai buka suara. Dikutip dari keterangan rusmi yang diterima detikcom, Rabu (26/01/2022) begini penjelasannya.
Pertamina Janji Serap Warga Sekitar Kilang
Disinggung mengenai pengembangan sumber daya manusia di sekitar Tuban, Presiden Direktur Pertamina Rosneft Kadek Ambara Jaya menjelaskan bahwa seluruh kegiatan penyiapan lahan berupa land clearing tahap ke-3 yang diselesaikan pada tahun 2021 ini diselenggarakan dengan melibatkan lebih dari 300 pekerja, di mana 98% di antaranya adalah warga sekitar proyek.
Pelaksanaan pekerjaan land clearing tahap ke-1 hingga ke-3 sendiri telah melibatkan lebih dari 600 warga sekitar proyek.
"Pertamina Rosneft turut berpartisipasi dalam pembukaan lapangan kerja untuk masyarakat Tuban yang telah diwujudkan sejak 2 (dua) tahun terakhir. Sebagaimana filosofi Tri Hita Karana, kami berupaya menjalankan peran positif bagi sesama, kepada alam, dan kepada Tuhan," tuturnya.
Sumber | : | TRIBUNEWS |
- Mengapa RRC- PKC buru-buru mengundang Prabowo?
- Pekerjaan Rumah Menanti Hadi dan AHY
- Haram Golput, Pilih Pemimpin yang Mampu Menjaga Agama dan Negara
- Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie : Prabowo Subianto Hanya Akan Menjabat Sebagai Presiden Selama Dua atau Tiga Tahun Apabila Terpilih Dalam Pemilu 2024
- Anies Sebut Film 'Dirty Vote' Cara Rakyat Respons Kecurangan
- Cara Top Up Genshin Impact Murah: Menambah Kristal Tanpa Merusak Dompet
- DPR BUKAN LAGI RUMAH RAKYAT, ASPIRASI PEMAKZULAN JOKOWI DIPERSEKUSI?
- Etika Politik "Endasmu Etik"
- PENGUSAHA JANGAN LEBAY, KAITKAN BOIKOT PRODUK TERAFILIASI ISRAEL DENGAN ANCAMAN PHK MASSAL!
- Eddy Hiariej Terima Rp3 M atas Janji SP3 Kasus Helmut di Bareskrim
- KPU Masih Analisis Sistem soal Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu 2024
- Beban Berat Nawawi Pulihkan Kepercayaan KPK
- Bareskrim Selidiki Peretasan Data Pemilih di KPU
- Panja DPR-Kemenag Tetapkan Biaya Haji 2023, Jamaah Harus Bayar Rp 56 Juta
- Boikot Produk Terafiliasi Israel di Indonesia Bisa Melalui Penerapan UU JPH
0 Comments