Bekasi / Kota /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 14/01/2022 15:29 WIB

Jaga Tradisi, Warga Kranggan Gelar Sedekah Bumi dan Ritual Adat Arak Kebo Bule

Anim Imamudin tengah sambutan pembukaan sedekah bumi Kranggan
Anim Imamudin tengah sambutan pembukaan sedekah bumi Kranggan

BEKASI, DAKTA.COM - Masyarakat Kampung Kranggan, Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi terus menjaga tradisi budaya serta adat di tengah perkembangan zaman.

 

Pada Jumat (14/1) siang, warga Kranggan menggelar sedekah bumi sewindu sekali dan ritual adat ngarak kebo bule.

 

Peserta pawai, mengarak bersama sesajian hasil bumi berupa buah-buahan, kue, ikan, daging, serta nasi lima warna yang diletakkan dalam sebuah jalinan bambu yang beralaskan daun pisang berukuran 1,5 m x 1,5 m.

 

Salah satu tokoh adat Kranggan, Anim Imamudin mengatakan tradisi sedekah bumi telah berada ratusan tahun dan menyatu dengan masyarakat Kranggan. Babarit telah menjadi kebutuhan spiritualitas masyarakat, di tengah pembangunan kota yang pesat.

 

"Acara tradisi sedekah bumi ini merupakan hajat bersama warga Kranggan. Tanpa melihat suku, ras, agama atau kepercayaan lain, walaupun diselingi dengan doa menurut kepercayaan agama Islam," ucap Anim yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi.

 

 

Menurut Anim, ada nilai kebersamaan dalam acara sedekah bumi ini. Karena tidak sedikit masyarakat Kranggan ikut membantu menghantarkan seserahan untuk diarak dan dimakan bersama dengan warga lain.

 

Sementara itu Budayawan Kranggan, Suta Tjamin menambahkan puncak babarit ini diadakan delapan tahun sekali bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada sang pencipta karena telah diberikan kesehatan cukup dan tidak ada bala bencana.

 

"Maknanya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada sang pencipta, bahwa masyarakat telah diberikan kesehatan, cukup diberikan sandang, pangan, papan, tidak ada bencana, tidak ada bala selama setahun ini," ungkap Suta Tjamin.

 

Lurah Jatirangga, Ahmad Apandi turut mengapresiasi kegiatan sedekah bumi untuk menjaga tradisi budaya dan adat warga Kranggan.

 

Apandi terlihat berbaur dengan warga lain mengenakan pakaian adat Kranggan cele bermotif kotak-kotak hitam putih dan ikat atau udeng di kepala.

 

“Kami dari pihak kelurahan sangat mensupport kegiatan-kegiatan seperti ini, harapan ke depannya budaya di Jatirangga ini menjadi salah satu unggulan dari sektor kebudayaan baik di kota bekasi maupun di nasional,” ucap Apandi.

 

Menurut Apandi, kegiatan tradisi adat masyarakat Kranggan tiap delapan tahun sekali ini, bagi Apandi pertama kali ia ikuti.

 

"Saya menjabat sebagai lurah baru 3,5 tahun. Rangkaian perayaan tahun alif ini dilakukan delapan tahun sekali dan ini rangkaiannya selama 3 hari 3 malam, malam pertama ada kegiatan Pencak Silat dan Pagelaran Topeng maupun Jaipong, malam kedua ada Wayang Golek maupun wayang kulit. Dan hari ini, puncaknya malam ketiga arakan kebo bule dan pelaksanaan sedekah bumi,” imbuhnya.

 

Reporter :
- Dilihat 2401 Kali
Berita Terkait

0 Comments