Pusat Diminta Cepat Atasi Krisis Oksigen, Bima Arya: Bogor Masih Kritis
JAKARTA, DAKTA.COM - Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau 3 titik stasiun pengisian oksigen pada Jumat (16/7), yakni PT Sandara Baswana Gas di Citeureup, PT Rezki Gasindo Jaya, Gunung Putri dan PT Aneka Gas Industri (Samator) Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Menurutnya, ketersediaan oksigen di rumah sakit di Kota Bogor semakin kritis. Begitupun dengan pasokan dari stasiun pengisian oksigen yang juga menipis. Oleh karena itu, dia meminta pemerintah pusat untuk bergerak lebih cepat mengatasi kelangkaan oksigen ini.
"Tiga titik ini yang memasok oksigen ke semua RS di Kota Bogor. Kondisinya memang masih kritis, masih darurat. Semua mengeluhkan pasokan di pabrikan yang tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan saat ini sehingga jalur distribusi ke RS terhenti. Jadi masuk sedikit-sedikit dan dipaksa dibagi ke rumah sakit yang betul-betul membutuhkan," ujar Bima Arya dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/7/2021).
Bima menyebut kondisi seperti ini membuat Instalasi Gawat Darurat (IGD) di sejumlah RS di Kota Bogor tidak bisa melayani pasien.
"Oksigennya sudah habis. Sementara filling station ini juga tergantung pasokannya dari pabrikan. Yang di sana (pabrikan) juga kapasitas produksinya terbatas. Jadi, situasinya memang sangat darurat, semuanya menyiasati dengan cara membagikan dulu bagi RS yang membutuhkan," terangnya.
Untuk itu, Bima Arya mendesak agar pemerintah pusat bergerak lebih cepat dalam mengatasi kelangkaan oksigen. Mengingat oksigen sangat dibutuhkan bagi masyarakat terutama yang tengah menjalani isolasi mandiri (isoman).
"Karena dampaknya banyak. Berdampak pada angka kematian warga Isoman yang melonjak, berdampak juga pada keterisian tempat tidur. Tempat tidur di RS pun tidak bisa digunakan karena oksigennya juga tidak ada. Jadi, rasanya semua harus bergerak cepat," tegasnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan pihaknya kini telah membeli 150 tabung oksigen yang akan diprioritaskan untuk kebutuhan RS. Selain itu, disiapkan juga skema agar pasokan oksigen dapat terpenuhi dari beberapa sumber lainnya, seperti bantuan Krakatau Steel sebanyak 200 tabung per hari melalui Gerakan Anak Negeri dan Relawan Siaga, bantuan Posko Oksigen Provinsi Jawa Barat dan CSR swasta.
"Kota Bogor sendiri saat ini sudah membeli tabung oksigen baru. Ada 150 yang kita akan putar, akan prioritaskan kepada RS yang membutuhkan. Kita juga bergerak cepat untuk meminta kerja sama dengan beberapa pihak CSR. Alhamdulillah berhasil dapat beberapa bantuan CSR dan juga bantuan dari posko oksigen Jabar," tandasnya.
"Tapi itu semua masih sangat terbatas. Belum mengatasi persoalan di hulunya. Jadi, saya mendesak kepada pemerintah pusat untuk bergerak lebih cepat lagi. Kita berpacu dengan waktu, untuk selamatkan sebanyak mungkin nyawa manusia," pungkasnya.
Editor | : | Dakta Administrator |
Sumber | : | detikcom |
- Klaim Jus Jambu Dapat Obati Demam Berdarah Dengue, Ini Penjelasan dari Ahli
- Industri Farmasi Indonesia Perlu Beralih ke Industri Berbasis Inovasi
- Gizi Seimbang dan Keragaman Pangan Kunci Turunkan Angka Stunting
- Ahli Gizi Ingatkan Pencegahan Stunting Dilakukan Sejak 1.000 HPK
- Benarkah Minum Air Rebusan Kayu Manis Bisa Turunkan Kolesterol ??
- 3 Masalah Kesehatan Mengintai Orang Malas Minum
- Hati-hati, Gejala Covid-19 Ini Sering Kali Tak Disadari
- Kasus Gagal Ginjal Akut, Bareskrim Buru Pemilik Perusahaan Pemasok Bahan Kimia Obat Sirop
- Kemenkes: IndoVac Bisa untuk Vaksinasi Covid Primer & Booster Sinovac
- Konsumsi Gula Berlebih Berikan Efek Mirip Narkoba
- Penyakit Jantung Mulai Hantui Kelompok Milenial
- Daftar Produsen Langgar Ketentuan Obat Sirop Bertambah, BPOM Umumkan Dua Lagi
- Kemenkes Tak Tutup Kemungkinan Ada Program Booster Vaksin Kedua
- Kemenkes Gandeng WhatsApp Perluas Layanan Kesehatan ke Masyarakat
- Diare Jadi Gejala Umum Infeksi Covid-19 Bagi Orang yang Sudah Vaksinasi
0 Comments