Senin, 28/09/2020 09:27 WIB
Gotong Royong Demi Keberlangsungan JKN-KIS
BEKASI, DAKTA.COM - Gotong Royong, sesuatu hal yang sangat mendasar di masyarakat Indonesia sejak lama. Tanpa disadari bahwa negara ini berdiri karena sikap gotong royong yang sangat kuat di setiap lapisan masyarakat. Sama seperti lahirnya Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, merupakan salah satu badan pemerintah yang menerapkan sistem gotong royong dalam pengelolaannya.
Tim Jamkesnews berkesempatan berbincang dengan Ibu Hana Kristiani, seorang ibu rumah tangga yang telah terdaftar di Program JKN-KIS. Dirinya mengatakan bahwa program ini sangat penting sekali, suatu jaminan kesehatan yang dikelola pemerintah dan memberikan manfaat mendasar bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Sangat penting sekali untuk kita ikut jadi peserta JKN-KIS ini, kalau sewaktu-waktu kita sakit, jadi ada jaminannya. Suatu hal yang mendasar di hidup seseorang ialah hidup sehat, dengan sehat kita bisa beraktivitas apapun, namun apabila sakit kemudian tidak memiliki uang, darimana kita bisa berobat untuk menyembuhkan sakit tersebut. Oleh karena itu fungsi dari suatu jaminan ialah disaat kita sakit, sudah tidak perlu memikirkan biayanya, karena sudah ada yang menanggung,” ujar Hana.
Hanna Kristiani (48) seorang ibu rumah tangga
Selain sifatnya saling gotong royong, juga sebagai antisipasi biaya berobat kedepannya, program ini menurutnya sebagai program amal. Karena tanpa sadar iuran yang sudah kita bayarkan bisa digunakan untuk masyarakat lain yang sedang membutuhkan pengobatan.
“Program ini seperti program amal juga, contohnya begini kita bayar iuran kemudian belum sakit, tapi disaat itu ada seorang kepala keluarga yang membutuhkan pengobatan besar, kalo itung-itungan dari iuran dia sendiri aja belum nutup, tapi ada iuran saya dan masyarakat lain yang belum menggunakan iurannya untuk berobat, sehingga pengobatan dia bisa dijamin, bisa sembuh, bisa menafkahi keluarganya lagi, insya allah itu pahala buat kita,” lanjutnya.
Tak dipungkiri masih ada beberapa temannya yang tidak rajin bayar iuran atau bahkan belum terdaftar. Menurutnya hal tersebut yang merugikan dirinya sendiri, karena selain iurannya membengkak karena akumulasi, bisa juga malah tidak dijamin di fasilitas kesehatan karena kartunya tidak aktif.
“Ada teman saya yang tidak rajin bayar, ada juga yang ketika sakit, barulah dia daftar jadi peserta JKN-KIS. Sedangkan yang saya tahu ada masa aktivasi 14 hari, nah udah sakitnya sekarang terus kartunya baru bisa dipake 2 minggu lagi, oleh karena itu daftarlah sebelum sakit,” tutupnya. (DA/pm)
Editor | : | Dakta Administrator |
Sumber | : | Rilis BPJS Kesehatan |
- Bekasi Bebas Nyeri, Simak Tips Unggulan dari Pain Clinic Siloam Hospitals Bekasi Timur
- Mitra Keluarga Bekasi Timur, Tingkatkan Pusat Layanan Onkologi Terlengkap
- JIP: 13,4 Persen ODHA Mendapat Stigma Dari Orang Lain
- Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran
- Tak Banyak yang Tahu, Puasa Ternyata Juga Bawa Manfaat Untuk Penderita Stroke
- Peringati Hari Ginjal Sedunia, Eka Hospital Bekasi Kenalkan Layanan Hemodialisa
- Solusi Komprehensif Perkembangan Anak, Eka Hospital Bekasi Hadirkan Klinik Child Development Center
- Mengenal Pengobatan Melalui ECIRS, Pada Kasus Batu Ginjal Kompleks
- Netty Prasetiyani : Cegah Stunting dan Bangun Keluarga Berkualitas agar Indonesia Kuat
- Kolaborasi Apik BPJS Kesehatan, Wujudkan Transformasi Mutu Layanan JKN
- SGM Eksplor Hadirkan Festival Anak Generasi Maju di Kota Bekasi
- BPJS Kesehatan Luncurkan Loket Pelayanan Informasi dan Portal Quick Response
- PT. Andalan Furnindo Gelar Penyuluhan Stunting di Desa Segara Makmur, Tarumajaya
- Akselerasi Percepatan Viral Load dalam Penanganan HIV
- Peduli Diabetes, RS Siloam Sentosa Bekasi Timur Gelar Senam Hingga Seminar Kesehatan
0 Comments