Rabu, 26/08/2020 09:32 WIB
Diversifikasi untuk Capai Ketahanan Pangan
JAKARTA, DAKTA.COM - Head of Research Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta mengatakan, diversifikasi pangan merupakan salah satu cara untuk mencapai ketahanan pangan atau food security di Tanah Air.
"Selama ini, pemerintah selalu fokus untuk mencapai swasembada pangan. Padahal swasembada bukanlah hal yang mudah dicapai mengingat banyaknya faktor pada sektor pertanian Indonesia yang tidak mendukung tujuan tersebut," ucapnya dalam keterangannya yang diterima, Rabu (26/8).
Ketahanan pangan adalah suatu kondisi dimana ketersediaan pangan cukup memenuhi kebutuhan setiap orang untuk setiap saat dan setiap individu mempunyai akses untuk memperolehnya, baik secara fisik maupun ekonomi.
Menurutnya, ketahanan pangan seringkali dikaitkan dengan ketersediaan pangan, stabilitas pangan dan juga aksesibilitas (keterjangkauan) oleh masyarakat. Ketiga hal inilah yang masih sulit diwujudkan oleh pemerintah.
“Keadaan Indonesia di masa sekarang sangat berbeda dengan Indonesia pada saat sukses mencapai swasembada pangan. Untuk itu pemerintah harus realistis dan melihat adanya kemungkinan untuk menggunakan pendekatan lainnya, salah satunya adalah diversifikasi pangan. Selain itu, sudah tentu dengan mendukung kebijakan perdagangan terbuka (open trade) untuk pangan sehingga masyarakat memiliki akses kepada pangan bergizi dengan harga terjangkau,” ungkapnya.
Felippa menambahkan, diversifikasi pangan bisa menjadi pilihan daripada hanya fokus pada satu jenis komoditas pangan saja. Namun diversifikasi pangan tidak akan terwujud kalau pemerintah tetap menjadikan swasembada sebagai tujuan utama. Hal ini dikarenakan masyarakat akan memilih komoditas yang tersedia dalam jumlah banyak.
Penyediaan pangan, lanjutnya, kini tidak hanya soal memenuhi kebutuhan masyarakat saja. Penyediaan pangan kini juga termasuk bagaimana menyediakan pangan yang bergizi untuk masyarakat dan menciptakan rantai pasok pangan yang berkelanjutan untuk masyarakat.
Selain diversifikasi pangan, Felippa juga mengingatkan urgensi keterlibatan Indonesia dalam perdagangan pangan internasional. Perdagangan internasional tetap dibutuhkan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Di saat yang bersamaan, masyarakat juga mulai diarahkan untuk beralih ke makanan alternatif yang terdiversifikasi. Hal ini penting karena Indonesia harus menjadi bagian dari global food market yang terintegrasi. Kalau Indonesia terus mengisolasi diri sendiri dengan program swasembada yang agresif dan berpotensi merusak lingkungan, maka hal tersebut akan merugikan petani dan masyarakat," pungkasnya. **
Reporter | : | |
Editor | : |
- Pangan Sehat dan Terjangkau, Memang Bisa?
- Serangan Iran ke Israel Bisa Akibatkan Inflasi di Indonesia
- Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri
- Lebih Hemat, Water Kingdom Mekarsari Tawarkan Tiket Presale bagi Pengunjung
- 15 Tahun Berkiprah di Bidang Jasa Konstruksi, ASLI IPO di Awal 2024
- Gas Terus, Penerimaan PAD Kota Bekasi Tembus 87 Persen
- Hapimart Buka Cabang Baru di Grand Mal Bekasi
- Lippo Cikarang Cosmopolis Tawarkan Diskon Besar, Rumah Tapak Hanya Rp289 Juta
- Pentingnya Strategi Pelonggaran Ekspor Nikel Mentah Secara Bertahap
- Pentingnya Wujudkan Sistem Pertanian Pangan Berkelanjutan di Indonesia
- Summarecon Expo 2023 Hadirkan Produk Properti Unggulan
- Viola Residence Jadi Senjata Andalan Summarecon Crown Gading
- Launching Crystal Boulevard Signature Commercial Summarecon Bekasi Berjalan Sukses
- Crystal Boulevard Signature Commercial, Kawasan Terdepan di Summarecon Bekasi
- Komitmen Gelar Program SIAP SEHAT, KB Bukopin Bekasi Peduli Kesehatan Nasabah Pensiunan
0 Comments