Jum'at, 07/08/2020 10:17 WIB
Pakar Sebut Rapid Test Tak Efektif Deteksi Penyebaran Corona
JAKARTA, DAKTA.COM - Pakar Biologi Molekuler, Ahmad Utomo menyebut penggunaan rapid test atau tes cepat molekuler yang kini digunakan untuk mendeteksi dini virus corona (Covid-19) tidak efektif digunakan sebagai langkah awal deteksi.
Menurutnya, tak ada pula studi yang mengatakan rapid test berhasil mengendalikan penyakit yang telah menjadi pandemi.
"Jadi memang kita sudah banyak mengetahui rapid test tidak efektif dan saya tidak menemukan literatur studi akademik bahwa rapid test ini berhasil mengendalikan penyakit," kata Ahmad dalam diskusi bersama Society of Indonesian Science Journalists (SISJ), Kamis (7/8).
Ia menjelaskan, keakuratan rapid test sangat bervariasi. Penggunaan rapid test akurat jika dilakukan pada fase akhir perkembangan virus di dalam tubuh, atau sekitar lebih dari 14 hari masa inkubasi virus.
Sementara tes PCR, bisa mendeteksi keberadaan virus lima hari sebelum muncul gejala. Oleh karena itu, tes PCR lebih efektif dilakukan untuk melakukan pelacakan.
"Artinya kalau digunakan untuk screening maupun penegakan diagnostik akan banyak yang lolos [rapid test], sementara tes PCR ini sangat sensitif karena bisa mendeteksi virus Covid-19 5 hari sebelum gejala seperti kasus OTG," jelas Ahmad.
Ahmad mengatakan, penggunaan rapid test sebenarnya bertujuan untuk mendeteksi keberhasilan vaksinasi atau melihat beban wilayah terpapar Covid-19, bukan untuk memutus rantai transmisi penularan.
"Apabila kita ingin memutus rantai transmisi atau mengenali orang yang positif, tentu harus menggunakan tes PCR, tapi kalau kita ingin menguji keberhasilan vaksinasi atau melihat beban wilayah yang terpapar atau apakah herd immunity tercapai tentu rapid test lebih bagus," tuturnya. **
Editor | : | |
Sumber | : | CNN Indonesia |
- Mengapa RRC- PKC buru-buru mengundang Prabowo?
- Pekerjaan Rumah Menanti Hadi dan AHY
- Haram Golput, Pilih Pemimpin yang Mampu Menjaga Agama dan Negara
- Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie : Prabowo Subianto Hanya Akan Menjabat Sebagai Presiden Selama Dua atau Tiga Tahun Apabila Terpilih Dalam Pemilu 2024
- Anies Sebut Film 'Dirty Vote' Cara Rakyat Respons Kecurangan
- Cara Top Up Genshin Impact Murah: Menambah Kristal Tanpa Merusak Dompet
- DPR BUKAN LAGI RUMAH RAKYAT, ASPIRASI PEMAKZULAN JOKOWI DIPERSEKUSI?
- Etika Politik "Endasmu Etik"
- PENGUSAHA JANGAN LEBAY, KAITKAN BOIKOT PRODUK TERAFILIASI ISRAEL DENGAN ANCAMAN PHK MASSAL!
- Eddy Hiariej Terima Rp3 M atas Janji SP3 Kasus Helmut di Bareskrim
- KPU Masih Analisis Sistem soal Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu 2024
- Beban Berat Nawawi Pulihkan Kepercayaan KPK
- Bareskrim Selidiki Peretasan Data Pemilih di KPU
- Panja DPR-Kemenag Tetapkan Biaya Haji 2023, Jamaah Harus Bayar Rp 56 Juta
- Boikot Produk Terafiliasi Israel di Indonesia Bisa Melalui Penerapan UU JPH
0 Comments