Rabu, 08/07/2020 10:38 WIB
Zoom Hadirkan Layanan Berlangganan Perangkat Keras
JAKARTA, DAKTA.COM - Zoom Video Commucations meluncurkan layanan berlangganan perangkat keras, sebagai upaya membuat aplikasi telekonferensi tersebut lebih mudah diakses oleh pengguna dengan memungkinkan mereka memilih opsi berlangganan untuk ponsel dan ruang rapat.
Dikutip dari Reuters, Rabu (8/7), Paket Zoom Phone ditawarkan dengan harga 5,99 dolar AS atau sekitar Rp87.000, dan 60 dolar AS atau sekitar Rp866.400 per bulan.
Sementara, untuk biaya layanan perangkat keras untuk Zoom Rooms berada di kisaran 75 dolar AS (Rp1,1 juta) hingga 200 dolar AS (Rp2,9 juta) per bulan.
Zoom telah bermitra dengan produsen perangkat keras pihak ketiga, seperti DTEN, Neat, Poly, dan Yealink untuk perangkat ponsel dan ruang rapat.
Platform telekonferensi Zoom, yang mengalami lonjakan pengguna ketika pandemi Covid-19 memaksa jutaan orang di seluruh dunia untuk tinggal di dalam rumah, telah menghadapi masalah privasi dan keamanan yang mendorongnya untuk meluncurkan peningkatan besar.
Peluncuran ini datang hampir sepekan setelah Zoom mengatakan telah membuat kemajuan signifikan dalam hal laporan transparansi yang merinci informasi terkait permintaan yang diterima untuk data, catatan atau konten. Laporan tersebut akan dirilis pada akhir tahun ini.
Zoom juga bergabung dengan daftar perusahaan AS, termasuk Facebook, Microsoft, dan Google, yang menangguhkan pemrosesan permintaan data pengguna dari otoritas Hong Kong menyusul adanya regulasi baru. **
Editor | : | |
Sumber | : | Antara |
- Evaluasi Ekonomi Digital 2022, Inklusi, Konektivitas Internet dan Perlindungan Konsumen Masih Jauh dari Harapan
- Setting Kecepatan Game dengan X8 Speeder
- 7 Aplikasi Penghasil Saldo GoPay yang Terbukti Membayar
- Paling Update, Inilah Link Download WhatsApp Aero
- Sadap WA dengan Socialspy Whatsapp
- Mengenal NFT: Pengertian Dan Keunggulan
- Cara Instal Game Sigma Mod Apk
- Sejumlah Pentolan Twitter Mundur Usai Elon Musk Pecat 3.700 Karyawan
- Cara Membuat Akun TikTok bagi Pemula dengan Facebook hingga Gmail
- Ramai-Ramai Pengguna Twitter Pindah ke Mastodon, Apa Itu?
- Data Protection Authority, Mengukur Keseriusan Implementasi UU PDP
- Reels TikTok Pengaruhi Krisis Literasi Media di Kalangan Anak Muda
- Perumusan Aturan Turunan UU Perlindungan Data Pribadi Perlu Pelibatan Swasta
- Keamanan Siber Perlu Dukungan Payung Hukum yang Komprehensif
- Prinsip Perlindungan Data Pribadi di Indonesia Masih Jauh dari Harapan
0 Comments