Nasional / Politik dan Pemerintahan /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 18/06/2020 09:39 WIB

Presiden PKS Tegaskan Tolak RUU HIP

Presiden PKS, Mohamad Sohibul Iman
Presiden PKS, Mohamad Sohibul Iman
JAKARTA, DAKTA.COM - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mohamad Sohibul Iman menjelaskan sikap terakhir Fraksi PKS terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang tidak banyak diketahui oleh publik. Sohibul menegaskan PKS tegas menolak RUU tersebut.
 
Hal ini disampaikan oleh Sohibul Iman saat menerima beberapa Organisasi Massa Islam yang tergabung dalam Majelis Ormas Islam (MOI) di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Rabu (17/6/2020).
 
"Dalam proses di Baleg, PKS melihat dari aspek filosofi atau pertimbangan-pertimbangan termasuk Tap MPR. Secara positioning PKS siap menyetujui usulan DPR kalau secara filosofis benar," kata Sohibul.
 
Naskah yang gampang diakses oleh publik itu belakangan ini, kata dia, naskah yang ada di Badan Legislatif (Baleg) Dewan Perwakilan Rakyat.  
 
"Itu yang beredar. Namun yang di paripurna itu yang tidak bisa diakses oleh publik. Jadi sikap PKS paling akhir (menolak RUU HIP) tidak beredar di publik. Alhamdulillah sekarang kami coba menyebarkan hal itu. Supaya publik tahu posisi PKS terkait RUU HIP bahwa PKS menolak," katanya.
 
Wakil Ketua Umum Persis H. Jeje Zainuddin mewakilkan suara Ormas dalam menyikapi Rancangan Undang Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).
 
"Pernyataan dari seluruh ormas, termasuk MOI, Persis, FPI, bahkan Muhammadiyah, NU juga. Arahnya ini bukan kepada perbaikan atau revisi naskah, tetapi penolakan total, pembatalan. Itu skenario yang diharapkan oleh seluruh ormas," tegas Jeje dalam pertemuan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rabu (17/06).
 
Dalam kesempatan tersebut Jeje Zainuddin juga menyampaikan bahwa momentum silaturahim bersama PKS ini dapat membentuk langkah strategis antara partai politik dengan Ormas, terutama yang terdekat mengenai sikap terhadap RUU HIP.
 
"Alhamdulillah dengan silaturahim seperti ini, kita nanti bisa menemukan bahwa yang kita harapkan mungkin perjuangan 100 persennya betul-betul dibatalkan atau dihentikan total," ujarnya.
 
Jeje mengatakan terkait peran partai politik dan Ormas yang tentu berbeda, sehingga kerjasama yang terbangun dan terakomodir ini bisa menjadi potensi yang luar biasa.
 
"Karena kalau partai saya kira perjuangan fokusnya itu adalah legislasi di parlemen, sedangkan yang terus hari ke hari, jam ke jam membina umat itu adalah ormas," jelas Jeje. **
 
Reporter :
Editor :
- Dilihat 1630 Kali
Berita Terkait

0 Comments