Wawancara /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 20/03/2015 10:55 WIB

Pakar Pendidikan DR. Rusdi, M.Biomed: Nasib Guru Honorer Memprihatinkan

Rusdi Biomed
Rusdi Biomed

Nasib guru di Indonesia masih sangat memperihatinkan, apalagi mereka yang berstatus guru honorer yang gajinya masih dibawah Upah Minimum Regional (UMR). Meski gaji dibawah UMR tapi mereka ada yang bertahan sebagai guru hingga 20 tahun. Para guru honorer sangat berharap untuk diangkat jadi PNS, namun harapan itu bagaikan pungguk merindukan bulan. Berikut wawancara Dhany Wahab dengan Praktisi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta dan mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi DR. Rusdi, M.Biomed dalam acara Dakta Pagi, Jum'at (20/3/15).

Apa tanggapan bapak tentang  kebijak pendidikan J pemerintahan Jokowi  JK ?

Masalah pendidikan seharusnya pemerintah lebih fokus terhadap nasib  guru honor. Karena selain kesejahteraan mereka yang sangat memprihatinkan juga berkaitan dengan kualitas pendidikan. Tugas-tugas yang dibebankan kepada guru honorer tak hanya untuk menutupi kekurangan guru tapi juga sekaligus untuk mencerdaskan bangsa. Tidak dapat dipungkiri ketika pemerintah kesulitan untuk menyiapkan guru PNS yang menjadi andalan adalah guru honorer. Oleh sebab itu pemerintah harus memikirkan nasib mereka. Bagaimanapun guru honor adalah  tenaga yang bertugas untuk mencerdaskan bangsa membangun krakter bangsa.

Pemerintah sering beralasan salah satu yang menghambat pengangktan guru honorer menjadi PNS adalah karena kekurangan dana, apa pendapat bapak?

Anggran sering menjadi alasan pemerintah mengapa tak mengangkat guru honorer sebagai PNS. Alasan sebenarnya tak masuk akal, sebab jika 20 persen dari anggaran digunakan untuk pendidikan itu lebih dari cukup. Ini persoalan kemauan pemerintah untuk mengangkat mereka atau tidak.

Selain persoalan status, apa lagi yang dihadapi guru honorer sekarang ini?

Persoalan guru tak hanya masalah kesejahteraan tapi juga soal  kualitas guru, pengangkatan guru honorer dan penyebaran guru yang tak merata. Contoh di kota-kota besar guru berlebih, bahkan ada yang bersusah payah untuk mencari sekolah agar mencukupi jam pelajaran wajib. Tapi di daerah terutama daerah terpecil, banyak sekolah kekurangan guru. Akibat kekurang guru di daerah maka tak dapat dihindari guru yang seharusnya mengajar agama tapi justru terpaksa mengajar matematika, sejarah dan bahasa Indonesia. Selain itu kita juga melihat ketimpangan tentang pengangkatan PNS tak sebanding dengan jumlah guru honorer yang menunggu untuk diangkat. Bahkan ada yang sudah 20 tahun jadi guru honorer tapi tak klunjung diangkat jadi PNS.

Soal penyebaran guru menjadi masalah,  terutama di luar Jawa. Guru diluar pulau Jawa tak sebanding antara guru yang PNS dengan guru yang honorer. Guru PNS sangat sedikit. Sehingga berdampak pada kualitas pendidikan. Tidak jarang guru honorer malas datang mengajar karena harus mencari tambahan. Kalau sudah begitu yang rugi jelas siswa. Memang harus diakui pemerintah masih tetap menerima pegawai khususnya untuk tenaga kesehatan dan guru. Tapi jumlah guru honorer yang  diangkat tak sebanding dengan jumlah guru honorer yang menunggu untuk diangkat.

Jika kesejahteraan guru tak terpenuhi, bagaimana  meningkatkan kualitas pendidikan?

Meningkat tidaknya kualitas pendidikan di Indonesia ditentukan oleh guru. Jika kualitas guru rendah maka hampir dapat dipastikan kualitas lulusan juga akan rendah.  Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas guru adalah kesejahteraan. Jika kesejahteraan guru rendah, maka guru akan mencari tambahan untuk  menambah pendapatan  di luar  honor yang diterima. Pada posisi seperti itu sering guru honor tak datang karena harus mencari tambahan penghasilan. Kalau sudah demikian, jika sekolah tak ada guru  maka yang rugi adalah siswa. Mengenai mutu guru bukan hanya dilihat dari latar belakanganya, tapi juga sejauh mana penempatan guru, apakah sudah sesuai dengan kompetensinya atau belum. Jangan sampai terjadi seorang guru yang mempunyai kemampuan ilmu fisika tapi justru mengajar bahasa Indonesia.***

Editor :
- Dilihat 3992 Kali
Berita Terkait

0 Comments