Sabtu, 18/01/2020 12:10 WIB
Miliki Kepekaan, Cegah Risiko Bunuh Diri
JAKARTA, DAKTA.COM - KPAI menyampaikan keprihatinan sekaligus duka yang mendalam atas meninggalnya ananda SN (14) siswi SMPN di Jakarta Timur yang diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 3 sekolahnya.
Komisioner KPAI bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengatakan dalam menghadapi anak-anak di usia yang baru memasuki masa pubertas memang tidak mudah.
Oleh karena itu, KPAI mendorong orang dewasa di sekitar anak, baik orangtua maupun guru untuk memiliki kepekaaan sehingga mampu mencegah anak-anak melakukan tindakan bunuh diri.
"Alasan seorang remaja melakukan percobaan bunuh diri bisa begitu rumit yang sekaligus pada sisi lain mungkin bukan suatu hal yang dianggap berat bagi orang dewasa pada umumnya. Oleh karena itu, jangan langsung menghakimi remaja yang sedang dirundung masalah," katanya dalam keterangannya yang diterima, Sabtu (18/1).
Menurutnya, yang harus dilakukan orang dewasa di sekitar anak –seperti guru dan orang tua adalah memiliki sensitivitas (kepekaan) dan kenali tanda-tanda remaja berniat melakukan bunuh diri dan segera upayakan langkah pencegahan.
"Jangan abaikan tanda-tanda perilaku remaja yang berniat bunuh diri. Dengarkan semua yang dia ingin sampaikan dan selalu pantau tindakannya. Jangan mengabaikan ancaman bunuh dirinya dan justru melabelinya sebagai individu yang suka bersikap berlebihan," terangnya.
Ia menyarankan, untuk bertukar perasaan dengan anak dan pastikan dia tahu kondisi yang dialaminya adalah normal. Karena, tiap orang pernah mengalami masa-masa terpuruk dan pada akhirnya semua akan baik-baik saja.
Dalam kasus ini, ia mengaku, KPAI sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dan segera pengawasan langsung ke sekolah untuk dimintai penjelasan dan kronologis peristiwanya karena kejadiannya di lingkungan sekolah.
"Bagaimana proses ananda melompat dari lantai 3 tidak dapat dicegah atau tidak diketahui oleh orang-orang di lingkungan sekolah. Pengawasan sekolah juga akan sekaligus rapat koordinasi dengan OPD terkait," pungkasnya.
Editor | : | Dakta Administrator |
Sumber | : | Rilis KPAI |
- Mengapa RRC- PKC buru-buru mengundang Prabowo?
- Pekerjaan Rumah Menanti Hadi dan AHY
- Haram Golput, Pilih Pemimpin yang Mampu Menjaga Agama dan Negara
- Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie : Prabowo Subianto Hanya Akan Menjabat Sebagai Presiden Selama Dua atau Tiga Tahun Apabila Terpilih Dalam Pemilu 2024
- Anies Sebut Film 'Dirty Vote' Cara Rakyat Respons Kecurangan
- Cara Top Up Genshin Impact Murah: Menambah Kristal Tanpa Merusak Dompet
- DPR BUKAN LAGI RUMAH RAKYAT, ASPIRASI PEMAKZULAN JOKOWI DIPERSEKUSI?
- Etika Politik "Endasmu Etik"
- PENGUSAHA JANGAN LEBAY, KAITKAN BOIKOT PRODUK TERAFILIASI ISRAEL DENGAN ANCAMAN PHK MASSAL!
- Eddy Hiariej Terima Rp3 M atas Janji SP3 Kasus Helmut di Bareskrim
- KPU Masih Analisis Sistem soal Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu 2024
- Beban Berat Nawawi Pulihkan Kepercayaan KPK
- Bareskrim Selidiki Peretasan Data Pemilih di KPU
- Panja DPR-Kemenag Tetapkan Biaya Haji 2023, Jamaah Harus Bayar Rp 56 Juta
- Boikot Produk Terafiliasi Israel di Indonesia Bisa Melalui Penerapan UU JPH
0 Comments