Senin, 11/11/2019 13:30 WIB
Kontroversi Pengucapan Salam, Ini Respon Netizen
BEKASI, DAKTA.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengimbau umat Islam dan para pejabat untuk tidak mengucapkan salam pembuka agama lain dalam forum resmi. Kebiasaan itu dianggap perbuatan bid'ah yang dapat merusak kemurnian agama Islam.
Imbauan MUI Jawa Timur yang diteken Ketua MUI Jatim, KH. Abdusshomad Buchori ini memuat delapan butir tausiyah atau pokok pikiran MUI Jatim.
Salah satunya menyerukan umat Islam dan para pejabat muslim cukup mengucapkan salam pembuka khas dalam Islam, yakni kalimat "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" tanpa mengucapkan salam pembuka dalam agama lain, yakni Syaloom, Om swasti astu, Namo buddaya yang lazim diucapkan diawal sambutan.
Sementara salam pembuka dalam agama lain juga mencerminkan keyakinan pada Tuhan dari masing-masing agama tersebut.
Salam umat Islam, "Assalaamu'alaikum" yang artinya Semoga Allah mencurahkan keselamatan kepada kalian.
Salam umat Budha, "Namo Buddhaya" artinya terpujilah Sang Budha, satu ungkapan yang tidak terpisahkan dengan keyakinan umat Budha tentang Sidarta Gautama.
Salam agama Hindu, "Om Swasti Astu" Om, adalah panggilan umat Hindu khususnya di Bali kepada Tuhan yang mereka yakini yaitu "Sang Yang Widhi" yang kurang lebih artinya, semoga Sang Yang Widhi mencurahkan kebaikan dan kebahagiaan.
Dalam imbauan itu, MUI Jatim juga menyatakan meski Islam memiliki tradisi yang menjunjung tinggi prinsip toleransi, namun penerapannya perlu dibatasi untuk menjaga kemurnian ajaran agama Islam.
Menanggapi kontroversi pengucapan salam tersebut, netizen memberikan komentarnya di akun Instagram @radiodakta. Rata-rata memberikan pendapat setuju atas sikap dari MUI Jatim terkait salam tersebut.
"Sangat setuju, harusnya MUI pusat yg mengeluarkan fatwa ini," ujar pemilik akun @sang_pecintailmu dikutip dari Instagram @radiodakta, Senin (11/11).
"Setuju banget," kata akun @emildahandayani's disertai dengan emot tepuk tangan.
"Setuju sekaliii...Alhamdulillah akhirnya MUI membahas ini, good job MUI," kata @wknovianti disertai dengan emot tepuk jempol.
Sementara itu, Sekjen MUI Pusat, KH Anwar Abbas menyangkal tudingan imbauan tersebut berpotensi mencederai praktek toleransi antar umat beragama di tanah air selama ini.
Menurutnya sikap ini sesuai dengan Al Quran dan Sunnah serta UUD 45 pasal 29 ayat di mana negara menjamin setiap warganya untuk menjalankan ibadah sesuai agama dan keyakinannya masing-masing.
Sebagai jalan tengah, KH Anwar Abbas menyarankan pejabat menggunakan salam pembuka yang lebih netral.
"Lebih baik ucapkan Salam sejahtera untuk kita semua, itu salam yang lebih netral tidak memasuki wilayah teologi," katanya. **
Editor | : | |
Sumber | : | Radio Dakta |
- Pekerjaan Rumah Menanti Hadi dan AHY
- Haram Golput, Pilih Pemimpin yang Mampu Menjaga Agama dan Negara
- Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie : Prabowo Subianto Hanya Akan Menjabat Sebagai Presiden Selama Dua atau Tiga Tahun Apabila Terpilih Dalam Pemilu 2024
- Anies Sebut Film 'Dirty Vote' Cara Rakyat Respons Kecurangan
- Cara Top Up Genshin Impact Murah: Menambah Kristal Tanpa Merusak Dompet
- DPR BUKAN LAGI RUMAH RAKYAT, ASPIRASI PEMAKZULAN JOKOWI DIPERSEKUSI?
- Etika Politik "Endasmu Etik"
- PENGUSAHA JANGAN LEBAY, KAITKAN BOIKOT PRODUK TERAFILIASI ISRAEL DENGAN ANCAMAN PHK MASSAL!
- Eddy Hiariej Terima Rp3 M atas Janji SP3 Kasus Helmut di Bareskrim
- KPU Masih Analisis Sistem soal Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu 2024
- Beban Berat Nawawi Pulihkan Kepercayaan KPK
- Bareskrim Selidiki Peretasan Data Pemilih di KPU
- Panja DPR-Kemenag Tetapkan Biaya Haji 2023, Jamaah Harus Bayar Rp 56 Juta
- Boikot Produk Terafiliasi Israel di Indonesia Bisa Melalui Penerapan UU JPH
- Gibran tak Hadir di Dialog Muhammadiyah, Muti: Kami Sayangkan, Sudah Diberi Kesempatan
0 Comments