Program / Apa Kata Netizen /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 16/10/2019 12:35 WIB
#Apa Kata Netizen Eps 27

Netizen: Bekasi-ku Kok Makin Ngeri?!

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi kota Kompol.Arman
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi kota Kompol.Arman

BEKASI, DAKTA.COM - Netizen, tindakan kriminal bisa terjadi dimana saja. Bahkan, berita kriminalitas sudah menjadi makanan sehari-hari masyarakat. Di tahun 2019 ini, ada beberapa kasus yang menjadi sorotan publik. Dalam  sepekan Wartawan Radio Dakta dan Wartawan Elshinta Radio mengalami penjambretan saat bekerja di Wilayah Bekasi.

 

Wartawan Dakta Ardi, menjadi korban penjambretan di Perumahan Prima Harapan, Bekasi Utara Kota Bekasi usai melakukan laporan arus lalu lintas, di Jalan Raya Perjuangan Bekasi Utara, pada Jumat 5 Oktober 2019 sore. Karena tidak jauh dari rumahnya, Ardi menggowes sepeda untuk ke lokasi laporan lalu lintas. Ardi mengatakan, pelaku perampasan ponselnya itu berjumlah dua orang dengan berboncengan menggunakan sepeda motor. Pengalaman yang sama juga dialami Eko, wartawan Elshinta. Tas berisi laptop dirampas di wilayah Kranji saat pulang liputan.

 

Netizen, tidak bisa dipungkiri, selama ini pemahaman di tengah masyarakat, polisi dikatakan berhasil apabila bisa menangkap tersangka tindak kriminal. Padahal, keberhasilan polisi bukan soal menangkap atau tidak, melainkan soal rasa aman dan nyaman di masyarakat.

 

Hal itu sejalan dengan butir ketiga doktrin Tribrata Polri yakni, senantiasa melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat dengan keikhlasan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban. Sebagai pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat, polisi harus berusaha mewujudkan situasi aman, tertib dan nyaman.

 

Namun, hingga saat ini nyatanya warga Bekasi masih ada yang mengalami ketidaknyamanan ketika beraktivitas di luar ruangan, diantaranya netizen yang bergabung melalui instagram @radiodakta :

 

Warga Kabupaten lainnya, Nabilah Tiani warga Telaga Murni, Cikarang Barat juga memberikan masukannya untuk Pihak keamanan. Meski ia tidak pernah mengalami tindakan kriminal, Nabilah berharap, kepolisian harus bekerja maksimal dalam mengamankan Kabupaten Bekasi, khususnya wilayah Cikarang arah Jababeka yang cenderung sepi dan rawan tindakan kriminal.

Seperti yang dikatakan Nabilah kepada reporter Dakta, masyarakat sering melihat kegiatan patroli yang dilakukan, seolah hanya berkeliling, bahkan juga terjadwal. Hal ini tentu saja bisa ditandai oleh penjahat sehingga pada jam-jam tertentu, pelaku kriminal mengurungkan niatnya. Tetapi, setelah Jam-jam tersebut lewat dan polisi sudah tidak berpatroli, aksi kejahatan pun dilakukan.

 

Tak hanya penjambretan, Dakta juga mencatat Kasus Kriminal lainnya di Bekasi yang menjadi perhatian publik. Yakni Peredaran narkoba pada Operasi Nila Jaya 2019 di Kota Bekasi, meningkat dibanding tahun 2018. Hal ini disampaikan Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Eka Mulyana. Eka mengatakan, tahun ini 44 kasus peredaran narkoba terungkap dalam waktu 15 hari. Polrestro Bekasi Kota mengungkap 50 tersangka pengedar narkoba, serta barang bukti 114,03 gram ganja dan narkoba jenis shabu seberat 207,18 gram.

 

Belum lagi masalah tawuran remaja yang tidak pernah usai dan berujung kematian. Beberapa bulan lalu, dua kelompok gengster saling ejek, dan saling tantang antar-gengster menggunakan media sosial. Kedua kelompok tersebut yakni Gengster Agus Salim 803 dan Gengster Lapangan Burung Allstar. Salah satu anggota kelompok Gengster Lapangan Burung Allstar, Fajar tewas di tempat akibat tawuran tersebut.

 

Seorang psikolog Mintarsih berpendapat bahwa, tingkat pengangguran yang tinggi bisa memicu seseorang atau kelompoknya untuk melakukan jalan pintas dalam memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan primer maupun sekunder. Selain itu tingkat stress juga berpotensi, mengakibatkan seseorang atau kelompok untuk berbuat tindakan kriminal dan kekerasan.

 

Sependapat dengan Mintarsih, beberapa netizen yang bergabung melalui fan page facebook siaran radio dakta menyampaikan opininya:

 

 

Keamanan bukan hanya tugas aparat keamanan, sebagai masyarakat, apalagi hidup di dunia digital. Kita bisa manfaatkan media foto dan video untuk dokumentasi atas tindakan-tindakan kekerasan, kejahatan premanisme dan sejenisnya yang kita saksikan di sekitar kita.

 

Apa gunanya? tentu, jadi bahan laporan atau aduan kepada pihak keamanan. Sebagaimana sudah terbukti materi video dan foto yang dibagikan melalui media sosial, mampu menggerakkan aparat kepolisian untuk bergerak cepat dan bahkan preventif. Jadi, ayo bermedia sosial dengan bijak dan cerdas, khususnya untuk membantu aparat kepolisian dalam menjaga keamanan Kabupaten/Kota Bekasi yang kita cintai.**

Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 3342 Kali
Berita Terkait

0 Comments