Nasional / Lingkungan Hidup /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 30/08/2019 10:57 WIB

Aksi Tanam 1.807 Bambu Sebagai Keberlanjutan Program Green Kurban

Aksi Green Kurban dari Sinergi Foundation
Aksi Green Kurban dari Sinergi Foundation
GARUT, DAKTA.COM - Sebagai wujud realisasi dan keberlanjutan program Green Kurban, sebanyak 1.807 pohon bambu ditanam di sekitar DAS Cimanuk, Kec. Banyuresmi, Kab. Garut, Kamis (29/8).
 
Green Kurban sendiri adalah program inovasi kurban dari Sinergi Foundation, dimana dari satu hewan yang dikurbankan artinya ditanam juga satu pohon sebagai ikhtiar penghijauan bumi.
 
Penanaman pohon disebar di 3 titik di Kec. Banyuresmi. Sebanyak 500 benih ditanam di Desa Sukaratu, 500 lainnya di Desa Sukasenang, dan 807 benih di Desa Bagendit.
 
Lokasi ini dipilih sebab masuk ke dalam lahan kritis yang rawan banjir. Seperti yang kita ketahui, 2016 Silam, Garut sempat diterjang banjir bandang yang melumpuhkan beberapa desa, dan 3 desa ini termasuk dalam desa yang terkena dampak terparah.
 
“Saat ini, masalah yang melanda di DAS Cimanuk adalah hutan gundul dan minimnya vegetasi di wilayah hulu. Tak heran jika karena ini, Garut kerap mengalami banjir bandang saat musim hujan datang, dan kekeringan jika kemarau melanda,” kata Nurodin, public relations Sinergi Foundation dalam keterangannya, Jumat (30/8)
 
Hal ini disepakati oleh Udin Hasanudin (52), Kepala Desa Sukaratu. "Di Desa Sukaratu sendiri, ada 11 Dusun/RW. Banjir saat itu tingginya mencapai 5 meter, ada sekitar 10 rumah warga di pinggiran DAS yang rusak parah," katanya.
 
Sebab itu, Nurodin menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan Sinergi Foundation melalui program Green Kurban dan Green Akikah, adalah dengan menanam pohon bambu di wilayah DAS Cimanuk ini. Bambu dinilai sebagai tanaman yang ampuh untuk rehabilitas lahan kritis.
 
Nurodin yang juga pegiat penghijauan ini menuturkan, tanaman bambu yang rapat dapat mengikat tanah pada daerah lereng, sehingga berfungsi mengurangi erosi, sedimentasi dan longsor. 
 
“Tanaman bambu juga mampu menyerap air hujan yang cukup besar, sehingga kemungkinan terjadinya aliran langsung dan erosi di atas permukaan lahan dengan bambu menjadi kecil,” kata ketua Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) Jabar ini.
 
Setelah bambu ini tumbuh, masyarakat setempat bisa memanfaatkan bambu untuk bahan bangunan, peralatan rumah tangga, bahan makanan, dan pemanfaatan nilai ekonomi lainnya. **
 
Reporter :
Editor :
- Dilihat 1415 Kali
Berita Terkait

0 Comments