Program / Apa Kata Netizen /
Follow daktacom Like Like
Ahad, 18/08/2019 13:18 WIB
#Apa Kata Netizen Eps 18

Listrik Padam di Awal Bulan Kemerdekaan, Membukukan Catatan Terang-Muram

Ilustrasi listrik padam (CNN)
Ilustrasi listrik padam (CNN)
BEKASI, DAKTA.COM - Netizen, ngerasain gak nih pemadaman listrik serentak pada minggu 4 dan 5 Agustus 2019 lalu. Pemadaman listrik ini terjadi di wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa barat. Meski beberapa wilayah sudah mendapatkan penerangan kembali dengan waktu yang berbeda-beda.
 
Banyak catatan yang tergores akibat padamnya listrik di awal bulan Agustus 2019 ini.
 
Yang terbaru, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan meminta PT PLN (Persero) lebih efisien mengerjakan proyek pembangkit listrik, dan fokus pada pekerjaan prioritas yang menjadi tanggung jawab utama perseroan.
 
Permintaan Luhut itu merupakan buntut dari kejadian listrik padam di DKI Jakarta, Banten Jawa Barat, dan Jawa Tengah pada Minggu (4/8) dan Senin (5/8) lalu. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Luhut kepada Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani dalam rapat koordinasi, Rabu (14/8).
 
Meski pemadaman listrik serentak terjadi pada hari libur, namun mengakibatkan banyak kerugian, mulai dari kekacauan lalu lintas, kerusakan barang-barang dagangan, hingga kerepotan para orangtua bayi sebab cadangan ASI di kulkas jadi basi. Banyak pekerja yang terpaksa mengungsi ke mal untuk mencari aliran listrik, jaringan telekomunikasi lumpuh, beberapa mesin ATM tidak beroperasi.  Belum lagi moda transportasi seperti KRL dan MRT di Jakarta sempat  terhambat sehingga para penumpang terjebak di stasiun atau terpaksa turun di tengah jalan.
 
MRT Jakarta mencatatkan kerugian Rp 507 juta gara-gara listrik padam di Jakarta pada Minggu (4/8) karena melumpuhkan operasional kereta. PT PLN (Persero) telah berjanji akan memberikan kompensasi. Namun, Dirut MRT Jakarta William Sabandar ogah bicara soal kompensasi dari PLN sebagai ganti rugi listrik mati.
 
William menjelaskan bahwa bukan hanya kerugian finansial yang dialami MRT Jakarta. Menurutnya reputasi MRT Jakarta dan pelayanan ke penumpang pun menjadi taruhannya.
 
"Kami nggak bicara kompensasi di sini, karena persoalannya kan kita kehilangan banyak sekali hal-hal yang tidak bisa dihitung ya, soal reputasi, soal penumpang yang mengalami kerugian, itu gitu," ujar William di kantor MRT Jakarta, Kamis (15/8/2019).
 
Bagaimana tidak, saat listrik padam, kereta MRT sampai ada yang berhenti di jalur bawah tanah dengan penumpang terjebak di dalamnya. Penumpang pun harus segera dievakuasi. Oleh karenanya, pihaknya meminta PLN tak mengulangi kejadian seperti itu.
 
Catatan lainnya, akibat kejadian ini #listrikpadam menjadi trending topik di twitter dan menjadi sorotan media international, warganet pun ada yang curhat di media sosial bahkan memberikan ide membuat penerangan secara tradisional jika stock lilin habis di mini market atau warung.
 
Warganet pun memberikan komentarnya di Akun fan page facebook @siaranradiodakta, diantaranya pemilik akun facebook @ummu_ibrahim yang mengatakan, “repotnya itu pas lagi masak nasi tau tau listrik mati, kesel banget”.
 
Pelaksana Tugas Direktur Utama PT PLN Persero Sripeni Inten Cahyani memastikan PLN akan memberikan ganti rugi kepada masyarakat di wilayah Pulau Jawa yang listriknya padam. Sripeni mengatakan, ganti rugi ini berupa pengurangan atau penggratisan tarif listrik, sesuai dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 27 Tahun 2017.  
 
Sebelumnya, Direktur Pengadaan Strategis II PT PLN (Persero) Djoko Raharjo Abumanan mengatakan, akan memotong gaji 40 ribu karyawannya untuk menutup kerugian akibat mati listrik massal yang mencapai Rp839 miliar.
 
Mengenai wacana memotong gaji karyawan untuk kompensasi,  warganet pun ramai memberikan komentarnya di Akun instagram @radiodakta, diantaranya pemilik akun instagram @Muhammad Sofyan yang mengatakan “lah...kenapa jadi gaji karyawan yg dipotong zholim itu namanya, mereka juga sama-sama susah waktu listrik padam”
 
Pemilik akun instagram lainnya @Bebby Amalia mengatakan, “Masa potong gaji jadi solusi,, negara lain menterinya yang mundur "ga capable" @fudjisuzawad juga ikut berkomentar, ia mengatakan “Hadeeehhh ko malah karyawan yaa yg dipotong gaji.nya. Gaji karyawan kan gak seberapa, Menteri dan pejabat PLN saja yang dipotong gajinya kalau perlu ga dapat gaji dulu selama beberapa bulan sampai menutupi kerugian yg ada.”
 
Namun, pada hari Kamis (8/8/2019), PT PLN (Persero) memastikan tidak akan memotong gaji pegawai imbas padamnya listrik secara massal di Jabodetabek, sebagian Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah. Tadinya pemotongan gaji akan dilakukan karena PLN harus memberi kompensasi pada pelanggan yang listriknya padam.
 
Direktur PLN Regional Jawa Barat Haryanto WS mengklarifikasi bahwa manajemen PLN tidak akan memangkas gaji pegawainya.
 
"Tidak. Jadi saya perlu luruskan tidak ada niatan atau pun statement yang mengatakan akan ada pemotongan dari gaji pegawai," kata dia di PLTD Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (8/8/2019). Dia mengatakan, pemberian kompensasi ke pelanggan PLN yang terimbas padamnya listrik menggunakan dana internal perusahaan, tidak benar jika menggunakan dana dari pemotongan gaji pegawai.
 
Selanjutnya, catatan lain yang cukup pilu, yaitu dari sejarawan JJ Rizal yang menggugat PLN karena merasa dirugikan lantaran puluhan ikan koinya mati akibat listrik padam sekitar 18 jam di rumahnya. Dia mengajukan gugatan bersama 2 orang lainnya yang mengalami hal serupa.
 
"Pemadaman itu di tempat saya berjalan 18 jam, dari jam setengah 12 sampai jam 5 pagi dini hari baru kembali aktif listriknya. Itu menimbulkan kerugian bagi saya karena saya memiliki binatang peliharaan ikan koi ada 43 ekor yang mati," pungkas JJ Rizal di PN Jaksel, Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2019).
 
Bagaimana dengan netizen, catatan apa yang tergores, pengalaman apa saja yang dialami terkait dengan padamnya listrik di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah pada Minggu (4/8) dan Senin (5/8) silam? Semoga tidak terlalu pilu seperti JJ Rizal. **
Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 1190 Kali
Berita Terkait

0 Comments