Kamis, 21/02/2019 10:03 WIB
Bedah Laparoskopik, Minimalkan Bekas Sayatan Operasi
BEKASI, DAKTA.COM - Bedah laparoskopik adalah teknik pembedahan minimal invasif. Laparoskopik adalah bagian dari teknik endoskopi, berasal dari kata lapar yang berarti abdomen dan oskopi yang artinya melihat melalui skope.
Laparoskopik memang khusus untuk melihat rongga perut atau rongga di luar usus melalui pencitraan pada monitor video menggunakan teleskop dan sistem endokamera. Biasanya bedah laparoskopik ini untuk menangani operasi radang usus buntu dan batu kantung empedu.
dr. Lakshmi Nawasasi, SpB dari Mitra Keluarga Bekasi Timur menjelaskan bahwa bedah laparoskopik berbeda dengan bedah konvensional karena bedah ini hanya membutuhkan akses minimal ke tubuh pasien. Pada bedah konvensional, sayatan di perut bisa sepanjang belasan sentimeter. Sementara, pada bedah laparoskopik, akses yang dibutuhkan hanya 2 milimeter sampai 10 milimeter.
"Bedah laparoskopik ini menyayatnya tepat di lipatan kulit, sehingga proses penyembuhannya lebih cepat hanya tujuh hari sudah kering, bekasnya juga cepat hilang, dan rasa sakit setelah operasi juga lebih ringan. Kami sangat meminimakan keloid," dr. Lakshmi dalam Bincang Sehat di Radio Dakta, Kamis (21/2).
Ia menjelaskan secara garis besar, teknik operasi ini tanpa melihat dan menyentuh langsung organ yang dioperasi. Bedah laparoskopi menggunakan minimal tiga lubang sebagai akses. Lubang pertama dibuat di bawah pusar.
Fungsinya untuk memasukkan kamera super mini, yang terhubung ke monitor, ke dalam tubuh. Lewat lubang itu pula, sumber cahaya dimasukkan. Sementara, dua lubang lain diposisikan sebagai jalan masuk peralatan bedah seperti penjepit atau gunting.
Melalui kamera yang dimasukkan ke dalam rongga perut, memungkinkan dokter bedah untuk melihat keadaan dalam perut dengan melalui sayatan yang sekecil-kecilnya.
"Dengan bedah laparoskopik, hanya dibutuhkan tiga lubang kecil untuk memasukkan alat. Karena akses yang dibutuhkan kecil, tindakan penjahitan tidak dibutuhkan lagi. Lubang kecil yang dihasilkan cukup ditutup dengan plester pembalut (band aid) khusus," katanya.
Pada operasi perut seringkali dokter bedah, memerlukan sayatan yang cukup lebar untuk mendiagnosa penyakit, maka dengan bedah laparoskopik hal tersebut dapat diatasi dengan sayatan kecil kita dapat melihat seluruh rongga perut. **
Editor | : | |
Sumber | : | Radio Dakta |
- Bekasi Bebas Nyeri, Simak Tips Unggulan dari Pain Clinic Siloam Hospitals Bekasi Timur
- Mitra Keluarga Bekasi Timur, Tingkatkan Pusat Layanan Onkologi Terlengkap
- JIP: 13,4 Persen ODHA Mendapat Stigma Dari Orang Lain
- Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran
- Tak Banyak yang Tahu, Puasa Ternyata Juga Bawa Manfaat Untuk Penderita Stroke
- Peringati Hari Ginjal Sedunia, Eka Hospital Bekasi Kenalkan Layanan Hemodialisa
- Solusi Komprehensif Perkembangan Anak, Eka Hospital Bekasi Hadirkan Klinik Child Development Center
- Mengenal Pengobatan Melalui ECIRS, Pada Kasus Batu Ginjal Kompleks
- Netty Prasetiyani : Cegah Stunting dan Bangun Keluarga Berkualitas agar Indonesia Kuat
- Kolaborasi Apik BPJS Kesehatan, Wujudkan Transformasi Mutu Layanan JKN
- SGM Eksplor Hadirkan Festival Anak Generasi Maju di Kota Bekasi
- BPJS Kesehatan Luncurkan Loket Pelayanan Informasi dan Portal Quick Response
- PT. Andalan Furnindo Gelar Penyuluhan Stunting di Desa Segara Makmur, Tarumajaya
- Akselerasi Percepatan Viral Load dalam Penanganan HIV
- Peduli Diabetes, RS Siloam Sentosa Bekasi Timur Gelar Senam Hingga Seminar Kesehatan
0 Comments