JAKARTA, DAKTA.COM- Di sesi keempat debat kedua Pilpres, kedua Capres dipersilahkan saling mempertanyakan sejumlah program-program yang diangkat sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

"Ini yang selalu kami pertanyakan, jika memang di awal pemerintah mengatakan sudah surplus produksi, mengapa justru pemerintah membuka keran impor sehingga para petani mengeluh harga produksi mereka anjlok," ujar Prabowo.

Sementara itu, Capres nomor urut 01 Joko Widodo mengakui adanya kesulitan untuk menjaga stabilitas harga pangan nasional baik di tingkat produsen maupun di pasaran.

"Memang pentingnya peranan pemerintah itu menjaga stabilitas harga pangan, jika ingin membahagiakan petani mudah saja kita naikkan HET (Harga Eceran Tertinggi), namun nanti di pasaran kan juga akan naik," jawab Jokowi.

Menanggapi hal itu, Prabowo kembali menyinggung tentang simpang siur data yang kerap terjadi antar Kementerian di bawah pimpinan Jokowi selaku Presiden RI saat ini.

"Mungkin bapak biasa menerima laporan yang bagus-bagusnya saja, biasa kan seperti itu. Namun ini saya dapatkan langsung keluhan dari para petani ketika saya berkunjung ke daerah-daerah," imbuh Prabowo.

Namun Jokowi berkilah bahwa tugas pemerintah justru membuat agar laporan tersebut benar-benar terbukti sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.

"Justru disitulah tugas pemerintah untuk membuat yang tidak bagus itu benar-benar menjadi bagus," tutupnya.