Jum'at, 25/01/2019 09:23 WIB
Jangan Anggap Remeh Saraf Kejepit
BEKASI, DAKTA.COM - Masalah nyeri di pinggang sering kali menjadi keluhan banyak orang. Namun Nyeri di pinggang itu jangan dianggap remeh karena bisa jadi disebabkan karena saraf terjepit.
Gejala utama saraf terjepit bisa terjadi di area pinggang hingga menjalar ke bagian kaki dan leher hingga lengan. Namun yang sering dikeluhkan di bagian pinggang, leher, dan dada.
Dokter Spesialis Saraf dr. Robert Loho, Sp.S., dari Mitra Keluarga Bekasi Barat mengatakan bahwa saraf itu ibarat kabel di dalam tubuh, sehingga kalau mengalami nyeri bisa menjalar ke tubuh bagian lainnya.
"Penyebab syaraf kejepit bisa karena seseorang jatuh, dan terkena dibagikan tulang belakang dan mengalami kerusakan di bantalan sendi tulang belakang," katanya dalam Bincang Sehat di Radio Dakta, Jumat (25/1).
Penekanan bantalan sendi tulang belakang terjadi pada saraf motorik akan berdampak pada melemahnya bagian tubuh. Sementara jika penekanan bantalan sendi tulang belakang terjadi pada saraf sensori, pasien akan mengalami mati rasa pada bagian tubuh.
Dampak yang bisa terjadi ketika saraf terjepit pada waktu yang singkat, tidak ada kerusakan yang fatal atau permanen pada saraf. Namun, jika tekanan terjadi terus menerus bisa membuat saraf bisa rusak secara permanen.
"Akibatnya pinggang menjadi miring, otot mengecil. Nyeri saraf terjepit itu sangat menggangu aktivitas secara maksimal, kalau sudah parah dan dibiarkan maka berangsur-angsur jalanya terganggu bahkan bisa bergantung dengan kursi roda," ucapnya.
Ada beberapa faktor risiko terjadinya saraf kejepit, antara lain aktivitas yang sering mengangkat beban, olahraga berat seperti angkat besi, pekerjaan yang menuntut untuk selalu duduk, dan pola makan yang salah.
Umumnya ketika pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pingang yang menjalar hingga kaki, dokter akan melakukan pemeriksaan kemampuan gerak tulang belakang. Selain itu dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis seperti kelemahan bagian tubuh tertentu, kebas atau mati rasa, dan pemeriksaan refleks.
"Pemeriksaan penunjang seperti MRI (magnetic resonance imaging) dan CT-Scan juga diperlukan karena bisa memberikan gambaran lebih jelas sebelum terapi pengobatan," terangnya.
Ada beberapa terapi untuk kasus saraf terjepit, mulai dari pemberian obat-obatan, fisioterapi, sampai tindakan radiofrekuensi dan pembedahan. **
Editor | : | |
Sumber | : | Radio Dakta |
- Bekasi Bebas Nyeri, Simak Tips Unggulan dari Pain Clinic Siloam Hospitals Bekasi Timur
- Mitra Keluarga Bekasi Timur, Tingkatkan Pusat Layanan Onkologi Terlengkap
- JIP: 13,4 Persen ODHA Mendapat Stigma Dari Orang Lain
- Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran
- Tak Banyak yang Tahu, Puasa Ternyata Juga Bawa Manfaat Untuk Penderita Stroke
- Peringati Hari Ginjal Sedunia, Eka Hospital Bekasi Kenalkan Layanan Hemodialisa
- Solusi Komprehensif Perkembangan Anak, Eka Hospital Bekasi Hadirkan Klinik Child Development Center
- Mengenal Pengobatan Melalui ECIRS, Pada Kasus Batu Ginjal Kompleks
- Netty Prasetiyani : Cegah Stunting dan Bangun Keluarga Berkualitas agar Indonesia Kuat
- Kolaborasi Apik BPJS Kesehatan, Wujudkan Transformasi Mutu Layanan JKN
- SGM Eksplor Hadirkan Festival Anak Generasi Maju di Kota Bekasi
- BPJS Kesehatan Luncurkan Loket Pelayanan Informasi dan Portal Quick Response
- PT. Andalan Furnindo Gelar Penyuluhan Stunting di Desa Segara Makmur, Tarumajaya
- Akselerasi Percepatan Viral Load dalam Penanganan HIV
- Peduli Diabetes, RS Siloam Sentosa Bekasi Timur Gelar Senam Hingga Seminar Kesehatan
0 Comments