Kaleidoskop 2018 /
Follow daktacom Like Like
Senin, 31/12/2018 13:23 WIB

Kaleidoskop 2018: Aksi Bela Islam Tunjukan Persatuan Umat

Aksi Damai Reuni 212 di kawasan Monas (Foto: Ig/oyi_k)
Aksi Damai Reuni 212 di kawasan Monas (Foto: Ig/oyi_k)
DAKTA.COM - Sepanjang tahun 2018, banyak peristiwa menarik hingga gerakan atau aksi yang menunjukan persatuan dan kesolidan umat Islam dalam beberapa kejadian. Umat Islam menuntut keadilan dalam setiap aksinya, dari setiap kejadian yang dianggap terdapat kezoliman. Dakta.com mencatat Aksi Bela Islam yang banyak mengundang massa kaum Muslimin, berikut diantaranya. 
 
1. Aksi Bela 64, Mendorong Polri Usut Laporan Terhadap Sukmawati
 
Aksi Bela Islam 64 digelar di Bareskrim Mabes Polri digelar pada Jumat, 6 April 2018 untuk mendukung Bareskrim agar tegas mengusut laporan terhadap Sukmawati. Salah satu peserta aksi dari Forum Umat Islam Bersatu, Rahmat Himran menjelaskan, meski putri Presiden pertama RI itu sudah mengakui kesalahannya, kemarahan umat Islam tidak bisa begitu saja luntur. 
 
Direktur Lembaga Bantuan Hukum Forum Syuhada Indonesia, Khoirul Amin, yang juga ikut melapor bersama Rahmat mengaku mengimbau kepada umat Islam agar menambah laporan di Polres atau Polsek setempat, meski laporan polisi terhadap Sukmawati sudah mencapai 10 laporan polisi.
 
2. Aksi Bela Bebaskan Baitul Maqdis 
 
Sejak keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada tanggal 6 Desember 2017 yang mengakui Baitul Maqdis (Yerusalem) sebagai ibu kota bagi penjajah Zionis-Israel, seluruh dunia mengadakan penolakan baik di tingkat masyarakat maupun negara. Bahkan di sidang darurat Majelis Umum PBB pada 21 Desember, sebanyak 128 negara mendukung resolusi yang menolak keputusan Trump tersebut.
 
Aksi Bela Palestina di depan Kedubes Amerika Serikat
 
Namun Trump menegaskan tetap memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Al-Quds pada 14 Mei 2018 bertepatan dengan 70 tahun dimulainya pendudukan Israel atas Palestina. Berbicara dalam aksi Bela Baitul Maqdis di Monas Jakarta pada Jumat 11 Mei 2018, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zaitun Rasmin membacakan keputusan dalam konferensi ijtima ulama Indonesia di Banjar Baru, Kalimantan Selatan, yang memutuskan menolak rencana Amerika Serikat memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem.
 
3. Aksi Bela Tauhid
 
Perayaan Hari Santri Nasional (HSN) ternodai dengan adanya aksi pembakaran bendera di Limbangan, Garut, yang menuai kontroversi. Ketua GP Ansor Jawa Barat, Deni Haedar, mengatakan bahwa dari persepsi Banser Garut, bendera tersebut merupakan atribut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan ada kalimat tauhidnya. Maka untuk menjaga kesuciannya, bendera itu dibakar daripada terinjak.
 
Ribuan massa umat Islam dalam Aksi Bela Tauhid
 
Adanya peristiwa itu menjadi latar belakang adanya Aksi Bela Tauhid di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pada Jumat 26 Oktober 2018 dengan mengenakan baju putih dan hitam serta membawa bendera berkalimat tauhid berwarna hitam dan putih. Aksi bela kalimat tauhid ini atas nama Barisan Nusantara Pembela Tauhid (BNPT) sebagai tanggapan dari pembakaran bendera di Kota Garut, Jawa Barat, yang dilakukan oleh anggota Banser NU.
 
4. Aksi Damai Reuni Akbar 212
 
Aksi Damai Bela Islam yang berlangsung dua tahun lalu, tepatnya 2 Desember 2016 atau yang dikenal dengan Aksi 212 sudah menjadi hari bersejarah bagi sebagian besar umat Islam Indonesia. Saat itu diperkirakan 7 juta orang berkumpul, bersilaturrahim, meminta keadilan ditegakkan dan menguatkan komitmen bahwa umat Islam menjadi yang terdepan menjaga kerukunan antarumat beragama dengan prinsip saling menghargai dan menghormati. 
 
Terbukti Reuni Akbar 212 yang berlangsung pada, Ahad 2 Desember 2018 dapat berjalan dengan damai dan khidmat meski berhasil mendatangkan massa yang memenuhi lapangan Monumen Nasional (Monas) dan jalan-jalan protokol di Jakarta Pusat.
 
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menyampaikan sambutan dalam aksi kemarin. Keterpilihan Anies sebagai gubernur DKI pada 2017 memang lekat dengan Aksi Bela Islam 212 dua tahun lalu.
 
5. Aksi Bela Uighur
 
Penindasan yang dialami oleh etnis Uighur di China kembali muncul dan menjadi sorotan dunia internasional dalam beberapa waktu terakhir setelah kabar kondisi mengenaskan etnis Uighur yang mengalami penahanan dalam kamp-kamp re-edukasi di Xinjiang terus bermunculan.
 
Penindasan terhadap Uighur mengundang simpatik masyarakat Indonesia, sejumlah aliansi umat Islam bersama mahasiswa pun melakukan aksi unjuk rasa memprotes keras kejahatan kemanusiaan terhadap etnik Uighur di depan Kedubes China, Mega Kuningan, Jakarta Selatan pada Jumat (21/12).
 
Pemerintah Cina menolak tudingan masyarakat internasional bahwa rezimnya telah melanggar hak asasi manusia (HAM) terhadap etnis Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang. Pemerintah Cina beralasan, tindakan tegas tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran ideologi ekstrimisme di kalangan masyarakat Uighur.**

 

Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 1368 Kali
Berita Terkait

0 Comments