Bekasi /
Follow daktacom Like Like
Ahad, 09/12/2018 09:31 WIB

Tingkatkan Kapitasi dengan Inovasi

dr Sutarji selaku penanggung jawab Klinik Guci Medika Bekasi
dr Sutarji selaku penanggung jawab Klinik Guci Medika Bekasi
BEKASI, DAKTA.COM - Dalam pengelolaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS), BPJS Kesehatan selaku badan penyelenggara dituntut selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan tidak hanya kepada peserta tetapi juga kepada mitranya salah satunya Fasilitas Kesehatan (Faskes).
 
Sebagai mitra, Faskes tingkat pertama maupun lanjutan memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta JKN-KIS. Seperti tertuang dalam Permenkes 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan bahwa pembayaran tagihan pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, yaitu menggunakan sistem kapitasi. 
 
dr. Sutarji selaku penanggung jawab Klinik Guci Medika Bekasi sangat mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).  
 
“Program JKN-KIS ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia karena saat ini masyarakat dengan mudah dapat memiliki Jaminan Kesehatan,” ucapnya. 
 
Sebelum lahirnya BPJS Kesehatan sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, Klinik Guci Medika sudah bekerja sama dengan PT. Askes dan beberapa asuransi swasta maupun kerja sama dengan perusahaan tertentu.
 
Menurut dr. Sutarji dengan lahirnya BPJS Kesehatan tentu fasilitas kesehatan harus siap menerima banyaknya peserta yang datang berobat, dengan adanya jaminan kesehatan maka masyarakat semakin mudah dalam mengakses fasilitas kesehatan, tentu fasilitas kesehatan harus siap menghadapi gelombang peserta yang datang.
 
“Peserta banyak, keluhan sudah pasti tinggi dan meningkat. Hal itu yang menjadi motivasi kami untuk melakukan perubahan dan menciptakan suatu inovasi yang dapat meredam itu semua dan membuat peserta tidak berpindah ke faskes lain,” ucapnya.
 
Dalam hal pembayaran kapitasi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) mengacu kepada jumlah peserta aktif yang terdaftar di FKTP tersebut. Beberapa inovasi Klinik Guci medika yaitu menggunakan sistem berbasis Web PHP mulai dari pendaftaran, pelayanan dokter hingga pengambilan obat di mana tiap bagian terintegrasi sehingga memperkecil resiko kesalahan diagnosa maupun peresepan, adanya mesin antrian mandiri, survei kepuasan dan kotak saran, penyediaan wifi dan charging, layar televisi, dan yang terpenting adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada termasuk dokter, bidan maupun administrasi diberikan hak yang sesuai dan diberikan pelatihan ataupun tambahan ilmu-ilmu baru.
 
“SDM merupakan kunci pelayanan dapat berjalan baik, bagaimana kita membuat SDM bekerja secara profesional dan nyaman sehingga bisa peserta merasa puas dan nyaman terhadap pelayanan administrasi maupun pengobatannya. Dengan hal itu tentu peserta akan tetap memilih Klinik Guci Medika sebagai faskesnya,”  paparnya.
 
Kenyamanan peserta menjadi poin yang diutamakan oleh Klinik Guci Medika sebagai contohnya adalah penyediaan wifi dan charging serta televisi hiburan dan televisi penyuluhan atau sosialisasi. dr. Sutarji mengatakan bahwa dengan banyaknya peserta maka waktu tunggu peserta semakin lama sehingga menimbulkan kegelisahan dan beresiko timbulnya keluhan.
 
“Mensiasati banyaknya peserta kami menyediakan wifi dan charging sehingga peserta bisa menikmati fasilitas tersebut sambil menunggu, kami sangat berusaha membuat peserta nyaman, karena dengan begitu keluhan dapat kita redam,” jelasnya.
 
Dr. Sutarji juga berharap sosialisasi dari BPJS Kesehatan dalam menyelenggarakan program JKN-KIS ini dapat lebih digencarkan, sehingga dapat tercapai Universal Health Coverage di tahun 2019. 
 
”Dengan sosialisasi secara maksimal tentu masyarakat semakin sadar dan mengerti mengenai suatu sistem jaminan kesehatan, hal ini juga mengurangi beban perawat, administrasi ataupun dokter dalam menjelaskan program JKN-KIS secara jelas karena apabila setiap pasien dijelaskan ulang tentu berdampak kepada lamanya waktu tunggu pasien sehingga keluhan kembali muncul dan menurunkan citra BPJS Kesehatan,” tutupnya. **
Reporter :
Editor :
- Dilihat 681 Kali
Berita Terkait

0 Comments