Nasional /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 30/11/2018 14:00 WIB
#Reuni 212 #Mujahid212 #Damaipenuhcinta

Cinta dan Damai, Ikut Reuni Mujahid 212

Ustadzah Erika Suryani Dewi Lc 1
Ustadzah Erika Suryani Dewi Lc 1

BEKASI, DAKTA.COM – Reuni Akbar Mujahid 212, yang dilaksanakan pada Ahad 2 Desember 2018 bukanlah sebuah ancaman, hal ini disampaikan Aktivis muslimah, Dosen ma’had Al hikmah Jakarta Ustadzah Erika Ruryani Dewi Lc.

 

Ustadzah Erika mengatakan, sebagai seorang muslimah perannya sangat besar di masyarakat, muslimah jelas memegang peranan.

 

“insyaaALLAH tidak ada bahayanya sama sekali, untuk hadir di Reuni 212, acara ini bukan khusus untuk laki-laki” ucapnya

 

Menurutnya, seorang muslim bukan ancaman, kita sudah membuktikan pada Aksi bela islam 411 tahun 2016 silam, ada yang menikah di cathedral, peserta aksi ikut senang bahkan dengan sukarela mengangkat gaun pengantin agar tidak basah terkena hujan waktu itu.

 

Berbicara mengenai beberapa kelompok yang mengatakan, Reuni 212 adalah sebuah ancaman, Ustadzah yang juga sebagai pengisi kajian fiqih perkantoran ini mengatakan, ancaman dan ketakukan itu, tidak hanya ketika pergi keluar rumah, di dalam rumah pun ancaman tetap ada.

 

“dirumah saja kita juga ada ancaman, misalnya khawatir perampok atau pencuri masuk rumah” ungkap Ustadzah Erika

 

Ustadzah Erika menegaskan, yang paling penting bermula dari niat dalam diri kita sendiri, kalau kita niatnya baik insyaaALLAH, ALLAH akan jaga. Kita keluar rumah niatnya untuk reuni, untuk menebarkan cinta, untuk menebarkan salam, salam kedamaian untuk sesama.

 

Pengalaman membuktikan,  sudah ada testimoni dari orang-orang non muslim yang mengatakan aman, mereka tidak takut.

 

“Apakah kita mengganggu? tidak, menyakiti juga tidak,  bahkan rumput pun tidak kita sakiti dan tidak diinjak, apalagi manusia?” Jelasnya.

 

Seharusnya pihak yang merasa terancam, tidak perlu merasa reuni 212 sebuah ancaman. Jika pun merasa terancam, perlu instropeksi diri. Menurutnya, terkadang manusia bisa menilai seseorang sesuai dengan apa yang ada di dalam benak dan fikirannya.

 

“jika kita baik kita akan menilai orang baik, dan orang buruk boleh jadi semua prasangka yang keluar dari dirinya adalah yang buruk, mohon maaf jadi bagi yang berprasangka buruk boleh jadi bersumber dari kita keburukan itu” Ucapnya

 

Muslimah aktivitasnya banyak mulai dari arisan, majelis ta’lim, dan rata-rata muslimah memiliki aktivitas sosial, tidak hanya aktivitas keagamaan.

 

Bahkan ada juga aktivitas muslimah lainnya seperti senam nusantara sesama muslimah, dan masih banyak kegiatan yang di selenggarakan oleh muslimah, dan bisa di nikmati dan dirasakan manfaatnya tidak hanya muslimah atau muslim saja, tetapi yang lain agama juga merasakan manfaatnya.

 

“mereka enjoy dan nyaman bergaul dengan kita muslimah, karena tidak ada satu ayat pun yang meminta kita untuk menyakiti sesama manusia” katanya

 

Peran muslimah kuat sekali dalam kehidupan berpolitik dan bernegara, apalagi untuk menjaga ukhuwah. Rasululloh mengatakan, wanita itu sebenarnya dia adalah tiangnya Negara, kalau kita menyiapkan wanitanya, maka kita sudah menyiapkan satu bangsa yang nama baiknya sangat bagus.

 

Di dalam islam sudah jelas, kita harus mencintai negeri kita, mencintai negeri merupakan bagian dari keimanan, maka menjaga NKRI itu, merupakan satu kartu mukmin untuk mengatakan ia memperjuangkan kalimat tauhid, kita harus menjaga persatuan,

 

“Segala perbuatan tergantung dari niatnya, masing-masing niat dari setiap oang tidak bisa kita setel, kita tidak bisa mengontrol niat oranglain” ungkapnya

 

Yang terpenting masing-masing dari kita yang akan ikut esok di Reuni 212, luruskan hanya lillahi ta’ala dan menjaga ukhuwah, menguatkan umat islam di Negara ini menjaga ukhuwah, menjaga persatuan, ini Negara yang berbasis undang-undang.

 

Setiap warga Negara bebas menjalankan aktivitas ibadahnya, dijamin oleh undang-undang dalam artian kita juga tidak pernah menggangu umat lain, artinya kita juga berharap ketika kita menjalankan aktivitas ibadah tidak diganggu.

 

Apabila ada provokator dijamin bukan dari umat yang memang niatnya dari rumah untuk reuni, untuk mengikat erat ukhuwah kembali. Jika ada dari peserta yang seperti itu kita tangkap,bawa ke polisi kita bisa interogasi bersama siapa dia, kalau ternyata seperti itu.

 

Ustadzah Erika mengatakan, para habaib, para ulama sudah wanti-wanti kalau keluar rumah dengan niat yang bersih tujuannya untuk mengeratkan ukhuwah, untuk berdakwah, menampilkan citra islam yang memang baik, yang rahmatan lil alamin, memang islam seperti itu.

 

Ustadzah Erika menegaskan, Islam itu dari dulu tidak pernah diajarkan Rasululloh untuk bermusuhan dengan sesama, oleh karena itu tidak perlu ada yang ditakuti dan insyaaALLAH kalau dari peserta tidak akan ada yang provokator.

 

“kalaupun ada mungkin bukan peserta, tidak usah khawatir pihak keamanan seharusnya standby bertindak tegas apabila ada provokator langsung dibawa untuk diadili” pungkasnya**

Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 1758 Kali
Berita Terkait

0 Comments