Nasional /
Follow daktacom Like Like
Senin, 05/11/2018 15:30 WIB

Polri Terima Data Antemortem Anak dan Bayi Penumpang Lion

Tim SAR membawa potongan jasad korban Lion Air
Tim SAR membawa potongan jasad korban Lion Air
JAKARTA, DAKTA.COM - Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan Polri Brigjen Pol dr Arthur Tampi mengatakan pihkanya sudah menerima data antemortem tiga anak dan dua bayi yang ada dalam pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober 2018.
 
"Data antemortem faktanya kita dapatkan ada dua bayi dan tiga anak," kata Arthur dalam pertemuan antara tim SAR gabungan dan keluarga penumpang di Hotel Ibis Cawang, Jakarta, Senin (5/11).
 
Sementara maskapai penerbangan Lion Air sebelumnya menyatakan bahwa berdasarkan manifes, pesawat Lion Air JT 610 membawa 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi, dua pilot, dan lima kru pesawat.
 
"Khusus bayi sebetulnya kita DVI mengidentifikasi tidak memerlukan data manifes," ujar Arthur.
 
Dia mengatakan, kepolisian sudah menerima empat potongan tubuh yang diperkirakan berasal dari dua bayi. Kepolisian masih mengidentifikasinya secara hati-hati.
 
"Kami tidak mau salah memberikan body parts (potongan tubuh penumpang) kepada keluarga," ujarnya.
 
Data antemortem antara lain meliputi data ciri fisik korban sebelum meninggal seperti warna kulit, sidik jari, susunan gigi, tanda lahir, bekas luka, cacat tubuh, foto, berat dan tinggi badan, sampel DNA, serta pakaian dan aksesoris yang dikenalan terakhir kali.
 
Data-data yang biasanya didapat dari keluarga dan instansi terkait itu akan disandingkan dengan data postmortem hasil pemeriksaan jenazah korban seperti sidik jari, golongan darah, dan susunan gigi, serta barang yang melekat pada tubuhnya.
 
Hingga saat ini sudah ada 138 kantong jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air yang dikirim ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, dan 14 jenazah penumpang telah diidentifikasi.
 
Pesawat tipe B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandar Udara Soekarno Hatta, Banten, menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang pada 29 Oktober dilaporkan hilang kontak pukul 06.33 WIB. Basarnas kemudian menyatakan pesawat itu jatuh di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat. **
Editor :
Sumber : antaranews.com
- Dilihat 868 Kali
Berita Terkait

0 Comments