Rabu, 11/07/2018 16:03 WIB
Korps Mubaligh: Hanya di Rezim Ini Islam Disudutkan
JAKARTA, DAKTA.COM - Baru-baru ini muncul hasil survei dari suatu lembaga yang menyatakan bahwa ada beberapa masjid di DKI Jakarta diduga terindikasi radikalisme.
Hal tersebut ditanggapi oleh Ketua Korps Mubaligh Jakarta (KMJ), Edy Mulyadi, mengatakan bahwa yang menyelenggarakan survei tersebut berangkat dari stigma negatifnya terhadap Islam.
"Survei itu berangkat dari stigma negatif mereka kepada umat Islam, Ini perilaku yang negative thinking atau suudzhon yang luar biasa," ucap Edy kepada Dakta, Selasa (10/7).
Edy mempertanyakan tujuan dari lembaga tersebut karena menurutnya rumah ibadah itu bukan hanya masjid.
Menurutnya, stigma negatif terhadap umat Islam hanya ada di rezim yang berkuasa saat ini.
"Hanya di rezim saat ini umat Islam dilabeli radikal, teroris, intoleran, dan disudutkan. Padahal umat Islam mempunyai andil yang sangat besar dalam sejarah kemerdekaan," ujarnya.
Edy memberikan contoh stigma yang disebut radikal kepada umat Muslim, misalnya ketika berbicara salah satu ayat yang menjelaskan tentang ketidaksukaan Yahudi dan nasrani sampai umat Muslim mengikuti ajarannya.
"Kita ambil contoh saat berceramah misalnya mengutip Alquran surat Al Baqarah ayat 120 yang menjelaskan bahwa 'Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho kepada umat Islam sampai kamu mengikuti mereka'. Lalu apakah itu disebut ujaran kebencian?," jelasnya.
Seperti diketahui, Perhimpunan Pengembangan Masyarakat (P3M) telah melakukan survei terhadap seratus masjid pemerintah di Jakarta yang terdiri dari Kementerian, Lembaga Negara, dan BUMN. Dari penilaiannya, tim survei menganalisa materi khutbah Jumat yang disampaikan pemateri. Hasilnya, ada 41 masjid yang terindikasi radikal.**
Editor | : | Asiyah Afifah |
Sumber | : | Radio Dakta |
- PPIH Diminta Perhatikan Masalah Joki Dorong Kursi Roda di Masjidil Haram
- Koalisi Warga Desak Anies Perbaiki Kualitas Udara Jakarta
- Catatan KPAI Tahun 2022, Pengeroyokan ABG dan Tawuran Pelajar Marak Terjadi Meski Masa Pandemi
- Cuti Melahirkan 6 Bulan Dorong Pertumbuhan Anak
- Penggugat Nilai Putusan MK soal Status Ketua-Wakil Sarat Kepentingan
- Dewan Da'wah Resmi Ajukan Sebagai Pihak Terkait dalam Sidang Gugatan Nikah Beda Agama di MK
- Muhammadiyah: Pemerintah Tak Perlu Gaduh Tangani Khilafatul Muslimin
- Tiket KRL kini bisa dibeli lewat aplikasi Gojek
- Boy Rafli Ungkap ASN Rentan Kena Radikalisme, Ada Propaganda di Masjid
- 22 Nama Jalan di Jakarta, Pakai Nama Tokoh Betawi
- Kemenag: Jemaah Calon Haji Sakit akan Diberikan Layanan Safari Wukuf
- Covid-19 Melonjak Lagi, Kemenhub Belum Ketatkan Prokes Perjalanan
- DPRD Jabar Harap Pemberangkatan Haji 2023 dari BIJB
- MK Putuskan Anwar Usman Harus Mundur dari Kursi Ketua
- Pengendara Pakai Sandal Jepit tak Ditilang
0 Comments