Nasional / Pendidikan /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 04/06/2015 16:41 WIB

STIE Adhy Niaga Tetap Beraktifitas Meski Dibekukan

Pembantu Ketua III Kampus Adhy Niaga Faizi Michael Smith
Pembantu Ketua III Kampus Adhy Niaga Faizi Michael Smith

BEKASI_DAKTACOM: Meski Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek), Mohamad Nasir telah membekukan aktivitas Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Adhy Niaga, namun kampus akan tetap melaksanakan kegiatan belajar seperti biasa. Alasannya, mereka belum mendapatkan keterangan resmi secara tertulis dari Kemenristek.

"Sampai saat ini kami belum menerima keterangan resmi, baik secara lisan atau surat. Justru kami tahu adanya pembekuan ini dari media," kata Pembantu Ketua III Kampus Adhy Niaga Faizi Michael Smith kepada Dakta, pada Kamis (4/6).

Faizi menjelaskan, sedikitnya ada tiga perintah dalam pernyataan sang menteri yang membekukan aktivitas kampus Adhy Niaga. Pertama, pihak kampus dilarang merekrut mahasiswa baru, kedua tidak boleh ada aktivitas belajar dan terakhir Adhy Niaga dilarang melaksanakan wisuda bagi mahasiswanya. "Untungnya tahun ini kami tidak melaksanakan wisuda, karena secara secara akademik dan catatan, tidak ada mahasiswa yang akan diwisuda tahun ini," ujar Faizi. "Kalau mahasiswa sudah terpenuhi SKS (Satuan Kredit Semester) miliknya, jadi harus segera diwisudakan. Tapi untuk saat ini belum ada," tambahnya.

Faizi juga menyayangkan pernyataan Mohamad Nasir yang telah membekukan aktivitas di kampusnya. Karena beberapa pekan lagi, para mahasiswa akan menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS). Dia pun mengaku bingung dengan masalah yang dihadapinya. "Ini situasinya sudah tanggung karena mahasiswa akan melaksanakan UAS. Kasihan mereka, kami mohon pak Menteri beri pertimbangan lain," kata Faizi.

Meski demikian, kata dia, para mahasiswa saat ini sedang melaksanakan liburan usai menghadapi Ujian Tengah Semester (UTS) dan menjelang bulan Ramadhan. "Aktivitas belajar saat ini memang tidak ada, karena mahasiswa sedang libur selama seminggu," ucapnya.

Menurutnya, insiden ini sangat berdampak buruk terhadap psikologi dan mental para mahasiswa dan dosen di sana. Mereka merasa malu karena kampusnya dianggap menjual ijazah sarjana dengan cara yang tidak wajar. "Semenjak dugaan itu muncul, kehadiran mahasiswa dan dosen di sini menurun hingga 40 persen," jelas Faizi.

Reporter :
Editor : Syifa Faradila
- Dilihat 4132 Kali
Berita Terkait

0 Comments