Selasa, 19/12/2017 10:53 WIB
Penanggulangan HIV/AIDS Perlu Dukungan Pemuka Agama
BANDUNG_DAKTACOM: Pemuka agama perlu terlibat aktif dalam program pencegahan HIV/AIDS. Pengaruh mereka yang besar dapat memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap penanganan epidemi HIV/AIDS.
Demikian terungkap dari Pertemuan Pemuka Agama Dalam Penguatan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS, yang diselenggarakan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Jawa Barat dan AIDS Healthcare Foundation (AHF) Indonesia, di Bandung, Senin (18/12).
Dalam sambutan saat membuka acara, Drs. H. Dady Iskandar M.M, Kepala Biro Pelayanan dan Pengembangan Sosial Setda Provinsi Jawa Barat mengatakan, pertemuan ini sangat penting dalam mendukung program pemerintah menangani laju kasus HIV/AIDS di Jawa Barat.
“Para pemuka agama dapat menjadi corong yang efektif untuk menyampaikan pesan pencegahan HIV/AIDS ke masyarakat, bahkan hingga ke tingkat keluarga. Mereka memiliki jemaah yang banyak, baik di majelis taklim, di gereja, atau di tempat ibadahnya masing-masing,” ungkapnya.
Di sisi lain, Dady juga menuturkan, para pemuka agama berperan penting untuk menekan stigma atau cap buruk yang kerap dialami Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). “Bagaimana pun, para pemuka agama ini perlu meluruskan berbagai informasi yang keliru soal HIV/AIDS. Tidak semua ODHA itu terkena HIV karena perilaku maksiat. Jadi, jangan sampai kita dengar lagi ada pengucilan kepada ODHA,” tambahnya.
Pertemuan satu hari ini dihadiri peserta dari sejumlah organisasi keagamaan di Jawa Barat, di antaranya Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU), Muslimat NU, PW Aisyiyah, PW Fatayat NU, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), serta dari berbagai unsur Bimas di Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat. Selain mendiskusikan berbagai langkah tepat dalam mencegah penyebaran HIV/AIDS di Jawa Barat, para peserta juga bersepakat untuk mendukung program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS sesuai kapasitasnya masing-masing.
Seperti diketahui, data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan, sejak pertama kali kasus HIV ditemukan di Indonesia pada 1987, hingga Maret 2017 jumlah kumulatif infeksi HIV di Indonesia telah mencapai 242.699 kasus sedangkan AIDS mencapai 87.453 kasus. Jumlah kasus HIV tertinggi terdeteksi di DKI Jakarta (46.758), Jawa Timur (33.043), Papua (25.586), Jawa Barat (24.650), dan Jawa Tengah (18.038), sedangkan kasus AIDS tertinggi ditemukan di Jawa Timur (17.014), Papua (13.398), DKI Jakarta (8.769), Bali (6.824), Jawa Tengah (6.531), dan Jawa Barat (5.289). Seluruh Kabupaten dan Kota di Jawa Barat telah melaporkan adanya temuan kasus HIV/AIDS.
Editor | : | |
Sumber | : | jabarprov.go.id |
- Bekasi Bebas Nyeri, Simak Tips Unggulan dari Pain Clinic Siloam Hospitals Bekasi Timur
- Mitra Keluarga Bekasi Timur, Tingkatkan Pusat Layanan Onkologi Terlengkap
- JIP: 13,4 Persen ODHA Mendapat Stigma Dari Orang Lain
- Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran
- Tak Banyak yang Tahu, Puasa Ternyata Juga Bawa Manfaat Untuk Penderita Stroke
- Peringati Hari Ginjal Sedunia, Eka Hospital Bekasi Kenalkan Layanan Hemodialisa
- Solusi Komprehensif Perkembangan Anak, Eka Hospital Bekasi Hadirkan Klinik Child Development Center
- Mengenal Pengobatan Melalui ECIRS, Pada Kasus Batu Ginjal Kompleks
- Netty Prasetiyani : Cegah Stunting dan Bangun Keluarga Berkualitas agar Indonesia Kuat
- Kolaborasi Apik BPJS Kesehatan, Wujudkan Transformasi Mutu Layanan JKN
- SGM Eksplor Hadirkan Festival Anak Generasi Maju di Kota Bekasi
- BPJS Kesehatan Luncurkan Loket Pelayanan Informasi dan Portal Quick Response
- PT. Andalan Furnindo Gelar Penyuluhan Stunting di Desa Segara Makmur, Tarumajaya
- Akselerasi Percepatan Viral Load dalam Penanganan HIV
- Peduli Diabetes, RS Siloam Sentosa Bekasi Timur Gelar Senam Hingga Seminar Kesehatan
0 Comments