Jum'at, 27/10/2017 10:00 WIB
Cukai Naik, Harga Rokok Diusulkan Rp 38.000 per Bungkus
JAKARTA_DAKTACOM: Ketua Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Indonesia (UI), Budi Hidayat menyebut saat ini di Indonesia tak hanya terjadi darurat narkoba tapi juga darurat rokok. Orang dewasa bahkan anak-anak bisa dengan mudah mendapatkan rokok karena harganya lebih murah dari es krim.
Menurut Budi, pemerintah harus lebih ketat mengendalikan konsumsi rokok. Pengendalian itu bisa dilakukan dengan menaikkan cukai atau harga rokok. Dia yakin menaikkan harga adalah langkah yang efektif untuk mengendalikan konsumsi rokok di masyarakat.
"Jika pasar dikendalikan, maka itu yang paling efektif mengendalikan konsumsi rokok. Orang yang sudah merokok akan mengurangi rokok, yang belum merokok tidak akan merokok," kata Budi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (26/10).
Soal besaran harga minimal rokok masih dapat diperdebatkan. Tapi Budi menyebut kisaran kenaikan harga yang aman antara 150 sampai 270 persen. Dalam rentang tersebut masih dalam koridor yang aman.
"Artinya tidak berpengaruh terhadap pertambahan kemiskinan, tidak mempengaruhi produksi rokok tetapi bisa menambah pendapatan pemerintah," kata Budi.
"Idealnya Rp 38.000 per bungkus," dia menambahkan.
Pengendalian konsumsi rokok dengan cara menaikkan cukai atau harga, Budi melanjutkan, juga bisa menambah pundi-pundi pendapatan negara. Dalam itungannya, jika harga per bungkus rokok minimal Rp 40 ribu negara akan mendapatkan tambahan pemasukan paling sedikit Rp 300 triliun.
"Kalau pemerintah susah cari duit, pakai ini aja (naikkan harga rokok) dari pada pakai tax amnesty," katanya.
Peneliti dari Lembaga Demografi UI Abdillah Hasan mengatakan pengendalian konsumsi rokok akan menaikkan pertumbuhan perekonomian. Bila masyarakat tidak mengkonsumsi rokok, mereka akan sehat. Masyarakat yang sehat adalah dasar ekonomi berkelanjutan.
"Dengan sehat akan lebih produktif dan aneka biaya kesehatan berkurang. Pendapatan per kapita bisa lebih tinggi apabila rakyat sehat," kata Abdillah dalam kesempatan yang sama.
Editor | : | |
Sumber | : | Detik.com |
- Bekasi Bebas Nyeri, Simak Tips Unggulan dari Pain Clinic Siloam Hospitals Bekasi Timur
- Mitra Keluarga Bekasi Timur, Tingkatkan Pusat Layanan Onkologi Terlengkap
- JIP: 13,4 Persen ODHA Mendapat Stigma Dari Orang Lain
- Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran
- Tak Banyak yang Tahu, Puasa Ternyata Juga Bawa Manfaat Untuk Penderita Stroke
- Peringati Hari Ginjal Sedunia, Eka Hospital Bekasi Kenalkan Layanan Hemodialisa
- Solusi Komprehensif Perkembangan Anak, Eka Hospital Bekasi Hadirkan Klinik Child Development Center
- Mengenal Pengobatan Melalui ECIRS, Pada Kasus Batu Ginjal Kompleks
- Netty Prasetiyani : Cegah Stunting dan Bangun Keluarga Berkualitas agar Indonesia Kuat
- Kolaborasi Apik BPJS Kesehatan, Wujudkan Transformasi Mutu Layanan JKN
- SGM Eksplor Hadirkan Festival Anak Generasi Maju di Kota Bekasi
- BPJS Kesehatan Luncurkan Loket Pelayanan Informasi dan Portal Quick Response
- PT. Andalan Furnindo Gelar Penyuluhan Stunting di Desa Segara Makmur, Tarumajaya
- Akselerasi Percepatan Viral Load dalam Penanganan HIV
- Peduli Diabetes, RS Siloam Sentosa Bekasi Timur Gelar Senam Hingga Seminar Kesehatan
0 Comments